Pembahasan
A. Pengertian Epistimologi
Dakwah
Secara umum, epistimologi dakwah adalah cabang filsafat
yang membicarakan megenai hakikat ilmu, ilmu sebagai proses adalah usaha
pemikiran yang sistematis dan metodik untuk menentukan kebenaran yang terdapat
pada suatu ilmu. Pernyataan mengenai apakah objek kajian ilmu itu, dan seberapa
jauh tingkat kebenaran yang dapat dipakai dalam kajian ilmu. Secara keilmuan
epistemology mempunyai kedudukan yang sesungguhnya jauh lebih mendasar yakni
menurut landasan. Batas-batas dan basis kesohihan pengetahuan dan akrnya sampai
dengan melewati dimensi fisiknya sebagai cabang dalam filsafat epistemologi
secara khusus membahas tentang ilmu pengetahuan.[1]
Untuk mendapatkan pengertian epistimologi dakwah
terlebih dahulu kita lihat pada pengertian filsafat dakwah, yang dapat
diartikan dari dua arti, pertama
filsafat dakwah adalah filsafat tentang dakwah. Dalam hal ini dakwah menjadi
bahan kajian dan menempatkan filsafat sebagai bahan titik tolak befikir. Dalam
hal ini, asfek filsafat yang di tonjolkan bukan dakwahnya. Kedua filasafat dakwah adalah pengkajian secara subtansial dimana
dakwah menjadi titik pusat dan dakwah menjadi pusat dan kajian epistimologinya
sebagai bahan kajian yang diwaranai oleh nilai-nilai dakwah. Dengan demikian
epistimologi dakwah adalah usaha
seseorang untuk menelaah masala-masalah objetipitas, metodologi, sumber, serta
validitas pengetahuan secara mendalam dengan menggunakan dakwah sebagai titik
tolak berfikir[2].
B. landasan Epistemologi
dakwah
Epistemology adalah
pengetahuan tentang pengetahuan yang merupakan hasil tahu seseorang terhadap
sesuatu, jika itu berhubungan dengan dakwah maka menjadi pengetahuan
dakwah.pengetahuan dakwah adalah hasil tahu manusia tentang dakwah melalui
proses-proses dari sumber yang ada.
Sebelum kita
membahas landasan epistemologis dakwah, kita dapat melidhat berapa banyak dari
ilmuan muslim yang juga menggunakan landasan pengetahuan yang bersumber pada
islam. Semua sependapat bahwa sumber pengetahuan adalah Allah. Hal ini
dinyatakan secara jelas dalam Al-qur’an surat
Al.Kahfi ayat 109 di tegaskan:
Artinya: Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta
untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum
habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan
sebanyak itu (pula)".
Dengan ungkapan
berbeda, al-qur’an menyatakan dalam bentuk cerita, pada saat awal penciptaan
manusia, yaitu adam. Allah mengajarkan
kepada adam sesuatu yang tidak di ketahui adam. Kemudian dikatakan allah sebagi
sumber ilmu pengetahuan adalah dengan diwahyukannya (al-quran dan hadits), dan
pengetahuan empiris (yang tidak diwahyukan) yang di dapat dari pengamatan dan
penelitian terhadap penomena alam. Kemudian landasan lain yang perlu dipertimbangkan
adalah teoritis, yaitu hasil karya manusia yang khusus mengkaji dakwah. Berangkat
dari penjelasan diatas, dalam pengembangan dakwah perlu kiranya di pertegas
tentang epistemology dakwah secara keilmuan. dalam hal ini berkaitan dengan
landasa.leh karean itu teori kebenarannya adalah kebenaran ilmu dan bukan
kebenaran agama, kebenaran itu diuji sejauuh man keabsahan suatu pengetahuan itu,dan ini
memerlukan pembuktian. Karana hal ini adalah bagian yang pundamental untuk
membangun dan mengembangkan dakwah islam agar lebih bersistem. Agar dapat
diketahui makna dakwah itu, lalu panggilannya kemana, dan untuk apa.?Yang
menjadi batasan tegas keilmuan dakwah adalah dakwah sebagai ilmu, karena yang
dibahas kajian wilaya epistimologinya. Para penulis biasanya berdasarkan al-qur’an dan hadits
yang dianalisis menurut kerangka dakwah, akhirnya dapat di simpulkan landasan
epistemologi dakwah ada tiga, yaitu sumber normatif (al-qur’an dan hadits),
suber emiris (kenyataan dakwah), sumber teoritis (hasil karya penulis tentang
dakwah)[3].
C. Metodologi Dakwah
Setelah mengetahui sumber pengetahuan dari suatu ilmu,
langkah selanjutnya yang harus diperhatikan adalah bagai mana cara menggali
pengetahuan yang sumbernya sudah diketahui, yaitu dengan prosedur yang
menyangkut tindakan-tindakan, pikiran teknik dan tata langkah untuk mendapatkan
pengeetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang telah ada. Pada dasarnya,
falam metode ilmiah tidak ada urutan atau aturan yang pasti untuk disebut
sebagi metode ilmiah. Secara umum metode ilmiah dapat dilihat dari sejarah
perkembangan ilmu. Sebuah metode berkaitan erat dengan sumber pengetahuan yang
ada. Hubungan dengan dakwah berdasarkan sumber-sumber pengetahuan dakwah
tersebut. Ada
metode pendekatan dalam ilmu dakwah yakni: pendekatan normative, pendekatan
empiris dan pendekatan filosofis[4].
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu,
“meta” (Melalui) dan “hados” (Jalan Atau Cara). Dengan demikian dapat kita
artikan bahwa metode dakwah adalah cara atau jalan yang harus di lalui untuk
menggapai suatu tujuan. Menurut pendapat para ahli, Syekh Ali Mahfudz dia
menyatakan Dakwah adalah mengajak manusia untuk mengerjakan kebaiakan dan
mengikuti petujuk, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka mengerjakan
perbuatan jelek agar mereka memperoleh
kebahagiaan dunia dan akhirat. Dari pengertian di atas dapat di ambil
kesimpulan bahwa metode dakwah adalah
cara-cara tertentu yang di lakukan oleh seorang da’i (komunikator) kepada
mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas
dasar hikmah dan kasih sayang.[5].
Di bawah ini ada beberapa metodologi dakwah :
1. Metode Ceramah (retorika dakwah).
Ceramah adalah suatu teknik
atau metode dakwah yang banyak di warnai oleh ciri karakteristik bicara seorang
da’I pada suatu aktipitas dakwah. Ceramah dapat pula bersipat propaganda,
kampanye, berpidato, khidbah, sambutan, mengajar dan sebagainya. Istilah ceramah
dalam akhir-akhir ini sedang ramainya di pergunakan oleh instansi pemerintah
ataupun swasta, baik melalui radio, televiisi, maupun ceramah secara langsung. [6]
- Kelebihan Metode Dakwah
Metode ceramah memiliki beberapa keistimewahan atau
kelebihan antara lain:
- Dalam waktu yang relative singkat dapat di sampaikan banyak bahan.
- Memungkinkan da’I menggunakan pengalamannya , keistimewahannay dan kebijakannya sehingga mad’u mudah menerima ajaran yang di sam paikannya.
- Da’I lebih mudah mengusai seluruh mad’u.
- Bila di berikan dengan baik, dapat memberi stimulasi kepada mad’u untuk mempelajari yang di sampaikan
- Dapat meningkatkan status da’i.
- Metode ceramah ini lebih plesibel, artinya mudah di sesuaikan dengan sikon serta waktu yang tersedia, jika waktu singkat bahan dapat di singkat dan jika waktu panjang dapat di sampaikan bahan sebanyak-banyaknya.
- Kekurangan Metode Dakwah
Metode cwramah selain
memiliki beberapa kelebihan juga memiliki kekurangan atau kelemahan antara
lain:
- da’I sukar memahami mad’u terhadap bahan-bahan yang di sampaikannya.
- Metode ceramah hanya bersipat komunikasi satu arah.
- Suakr menjajaki pola fakir mad’u dan pusat perhatiannya.
- Da’I lebih cenderung bersifat otoriter
2. Metode Tanya-Jawab
Metode Tanya jawab adalah
penyampaian materi dakwah dengan cara mendorong sasarannya untuk menyatakan
sesuatu masalah yang di rasa belum di mengerti dan da’I sebagai penjawabnya.
Metode ini dimaksudkan untuk melayani masyarakat sesuai dengan kebutuhannya.
Sebab dengan bertanya orang berarti ingin mengetahuai lebih dalam dan
mengamalkannya.
a. Kelebihan
Metode Tanya Jawab
Metode Tanya
jawab juga memiliki kelebihan. Diantara kelebihan metode ini adalah
a.
Tanya jawab bias di jelaskan
seperti Radio, Televisidan sebagainya.
b.
Dapat di jadikan komunikasi dua
arah
c.
Bila ranya jawab sebagai
selingan ceramah,maka audien dapat hidup atau aktif.
d.
Timnilnya perbedaan
pendapat terjawab atau didiskusikan di
porum tersebut.
e.
Mendorong audien lebih aktif dan bersungguh-sungguh memperhatikan.
f.
Da’I dapat mengetahui dengan mudah
pengetahuan dan pengalaman sipenanya.
g.
Menaikan gengsi da’I jika
pertanyaan dapat terjawab semuanya.
- Kekurangan Metode Tanya Jawab
Di antara kelebihan metode Tanya
jawab ini juga ada kekurangannya. Kekurangan metode Tanya jawab ini adalah
a.
Bila terjadi perbedaan pendapat
antara da’I dan mad’u maka membutuhkan waktu yang cukup lama dalam
penyelesaiannya.
b.
Bila jawaban da’I kurang
mengeda pada yang di tanyakan penanya
dapat menduga yang bukan-bukan kepda da’i.
c.
Agak sulit merangkum seluruh
isi dari ceramah.
3. Metode Debat (mujadalah)
Mujadalah sinonim dari istilah dakwah, dapat juga
sebagai salah satu metode dakwah. Debat sebagai metode dakwah pada dasarnya
mencari kemenangan, dalam arti lebih menunjukan kebeneran dan kehebatan islam.
Dengan katalain debat adalah mempertahankan pendapat agar pendapatnya itu
diakui kebenarannya oleh orang lain.
Dengan demikian
debat efektif di lakukan sebagai metode dakwah kepada orang-orang yang
membantah akan kebenaran islam. Sedangkan objek dakwah masih kurang percaya
atau mantap terhadap kebenaran islam, di rasa kurang efektif bila menggunakan
metode debat ini sebagai metode dakwahnya.apalagi sesame muslim yang hany
berbeda pendapat, sangat tercela bila berhobi debat dengan temannya.
Keutamaan metode debat adalah terletak pada
kemenangannya dalam mempertahankan benteng islam. Bila menang debat, di
mungkinkan mereka mengakui kebenaran islam dan mereka masuk islam. namun
sebaliknya, metode debat sangat membahayakn
bila mengalami kekalahan dalam perdebatannya.
4. Percakapan
Antar Pribadi (Percakapan Bebas)
Percakapan antar pribadi atau individu adalah percakan
bebas antara seorang da’I dengan individu-individu sebagai sasaran dakwahnya.
Pecakapan pribadi bertujuan menggunakan kesempatan yang baik di dalam percakapan
untuk aktivitas dakwah.
Biasanya yang di sebut ngobrol para subjeknya tak
membatasi permasalahan yang di bicarakan. Oleh karna itu seorang da’I hendaknya
dapat mengarahkan pembicaraannya kepada hal-hal yang baik memasukan ide-ide,
dan mengajak mereka kejalan allah[7].
5. Metode Demonstrasi
Berdakwah dengan memperlihatkan suatu contoh, baik
berupa benda atau peristiwa,bias juga perbuatan dan sebagainyadapat di namakan
seorang da’I menggunakan cara atau metode Demonstrasi. Artinya suatu metode dakwah
, di mana seorang da’I memperlihatkan sesuatu atau mengadakan pementasan
sesuatu dalam rangka mencapai tujuan dakwah yang ia inginkan
. Metode Demonstrasi di gunakan apabila tujuan dakwah
mengharapkan para objeknya dapat mengerjakan atau mengamalkan suatu pekerjaan
dengan betul. Dengan kata lain metode demonstrasi di gunakan bila masa ingin
mengetahui tentang:
a.
Bagai mana cara mengerjakannya.
b.
Bagai mana contoh yang benar
dan yang salah.
c.
Bagai mana proses atau
langkah-langkah sesuatu ibadah.
Selain itu metode Demonstrasi di
gunakan sang da’I bila diya bertujuan:
·
Untuk menghindari verbalisme,
artinya dengan demonstrasi di harabkan masa tidak terjadi kesalah pahaman atau
menjadi bingung.
·
Untuk memudahkan berbagai
penjelasan.
·
Untuk lebih menarik perhatian
masa.[8]
a. Kelebihan
Metode Demonstrasi
Seperti
metode-metode yang lain metode ini juga mempunyai kelemahan dan kekurangannya.
Diantara kelebihan yang di milikinya adalah
a.
Metode ini memungkinkan masa
dapat menghayati dengan penuh hati mengenai hal-hal baru yang menjadi
stimulusnya.
b.
Lebih memusatkan perhatian masa
kepada persoalan yang sedang di bahas.
c.
Mempunyai kesan yang awet dibandingkan dengan
tanpa demonstrasi.
d.
Dimungkan mengurangi kesalah
pahaman.
e.
Dapat mengurangi kesalahan
dalam mengambil kesimpulan dari keseluruhan persoalan yang di bahas, sebab masa
menghayati langsung terhadap persoalan yang di bahas.
b. Kelemahan
Metode Demonstrasi
a.
Metode demostrasi memerlukan
waktu persiapan yang banyak dan memerlukan banyak pemikiran.
b.
Tidak wajar bila media tidak di
amati secara seksama.
c.
Tidak semua hal dapat di
demonstrasikan .
d.
Kurang efektif menggunakan
metode demonstrasi, bila media kurang memadai dengan kebutuhan atau tujuan.
e.
Memerlukan keahlian khusus bagi
para subjek (da’i)
6. Mengunjungi
Rumah (silaturrahmi)
Metode dakwah ini juga efektif di terabkan dalam rangka
mengembangkan maupun membina umat islam. metode dakwah ini sering di lakukan
olehpara da’I agama lain, sebab bila di telaah metode ini memiliki kelebihan
dan kekurangannya jga yang sama dengan metode-metode lainnya.
a. Kelebihan
Metode Silaturahmi
Di antara
kelebihan metode ini adalah
a.
Metode ini pada hakekatnya
menyambung silaturahmi dan dapat meningkatkan persaudaraan yang erat.
b.
Silaturrahmi adalah kewajiban
umat islam, maka sekaligus untuk menunaikan kewajiban.
c.
Mudah di laksanakan dan tidak
butuh waktu yang begitu banyak.
b. Kelemahan
Metode Silaturrahmi
Di antara
kelebihan-kelebihannya juga ada kelemahannya.
a.
Silaturrahmi tidak bagus di
laksanakan ketika objek dakwah sibuk mencari nafkah atau urusan keluarga.
b.
Bila antara sabjek dan objek
dakwah belum saling kenal dapat mengakibatkan objek dakwah terkejut dan tkut
atas kehadiran da’I tersebut.
c.
Dapat di anggap islam sebagai
propaganda ke rumah-rumah. Sehingga orang jadi sentiment dan menganggap islam
kekurangan umat.
Dalam metode silaturrahmi ada dua cara pelaksanaannya,
yaitu:
v Atas Undangan Tuan Rumah. Cara ini biasanya tuan rumah sudah memeluk islam namun mereka
berminat untuk memperdalam islam.
v Atas Kehendak Da’i. Biasanya metode ini
dilakukan bila mana objek dakwah belum masuk islam. di ajak mereka agar memeluk islam.
diantara itu seorang da’I harus memperhatikan factor
berikut:
·
Tingkat usia
·
Tingkat pengetahuan
·
Status sosial dan ekonomi
·
Idiologi yang di anut
Sehingga dengan demikian factor tersebut dapat di
rencanakan dalam berdakwah nanti. [9]
7. Pendidikan dan Pengajaran Agama
Pendidikan dan pengajaran agama dapat di jadikan di
jadikan metode dakwah. Sebab dalam depenisi dakwah bahwa dakwah dapat di
artikan dua sifat, yaitu bersifat pembinaan dan pengembangan.H akekat
pengajaran agama adalah penanaman moral agam kepada anak-anak. Sedangkan
pengajaran agama memberi pengetahuan agam kepada anak. Antara aktivitas
pengajaran dan pendidikan agama, keduanya saling bekaitan. Pendidikan agama
sebagai meetode dakwah pada dasarnya membina fitrah anak yang di bawa sejak lahir, yaitu fitah agama yang mana jka
tida di di didik di kawatirkan akan pudar.pendidikan merupakan cara yang di
tempuh dalam mencapai tujuan dakwah[10].
Kesimpulan
A. Kesimpulan
Dengan epistimologi adalah ilmu pengetahuan tentang pengetahuan, dan
jika di hubungkan dengan dakwah, maka pengkajiannya dalam dakwah. Filsafat
dakwah sebagai mana yang kita ketahui, bahwa filsafat pengkajian secara mendalam.
Jadi pilsafat dakwah yaitu memfilsafatkan dakwah itu secara mendalam. Mengenai
epistemology itu, berlandasan dengan al-arquran dan hadits, namun didepan telah
telah di jelaskan juga landasannya.
B. Saran
Dalam dakwah perlu adanya filsafat, agar apa yang dikaji dan di
bahas bisa di kaji secara mendalam dan lebih rinci,dalam hal itu perlu kita
berlandasan dengan alqur’an dan hadist.
[1] Mustansyir, Rizai, Munin, Filsafat
Ilmu, Yokyakarta: Gramedia, 1986
[2] Suisyanto, Filsafat Dakwah, (yokyakarta:
Teras, 2006) hal 69
[3] Suisyanto, Ibid,hal 74
[4] Suisyanto, Ibid,hal 76
[5] Arifin, Ilmu Pendidikan
Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm 61
[6] Abdul kadir munsy,Metode
Diskusi Dalam Dakwah, (Surabaya: AL-Ikhlas, 1981) hlm 144
[7] Abdul khadir munsy, Ibid,
hlm 148
[8] Abdul khadir munsy, ibid,
hlm 149
[9] Asmuni syukry, Dasar-dasar
Strategi Dakwah Islam,(Surabaya: al-iklas, 1983), hlm 160-162
[10] Abdul khadir, op. cit, hlm
152
Tidak ada komentar:
Posting Komentar