Halaman

Rabu, 13 Juni 2012

epistemologi dakwah



Pembahasan

A. Pengertian Epistimologi Dakwah
Secara umum, epistimologi dakwah adalah cabang filsafat yang membicarakan megenai hakikat ilmu, ilmu sebagai proses adalah usaha pemikiran yang sistematis dan metodik untuk menentukan kebenaran yang terdapat pada suatu ilmu. Pernyataan mengenai apakah objek kajian ilmu itu, dan seberapa jauh tingkat kebenaran yang dapat dipakai dalam kajian ilmu. Secara keilmuan epistemology mempunyai kedudukan yang sesungguhnya jauh lebih mendasar yakni menurut landasan. Batas-batas dan basis kesohihan pengetahuan dan akrnya sampai dengan melewati dimensi fisiknya sebagai cabang dalam filsafat epistemologi secara khusus membahas tentang ilmu pengetahuan.[1]
Untuk mendapatkan pengertian epistimologi dakwah terlebih dahulu kita lihat pada pengertian filsafat dakwah, yang dapat diartikan dari dua arti, pertama filsafat dakwah adalah filsafat tentang dakwah. Dalam hal ini dakwah menjadi bahan kajian dan menempatkan filsafat sebagai bahan titik tolak befikir. Dalam hal ini, asfek filsafat yang di tonjolkan bukan dakwahnya. Kedua filasafat dakwah adalah pengkajian secara subtansial dimana dakwah menjadi titik pusat dan dakwah menjadi pusat dan kajian epistimologinya sebagai bahan kajian yang diwaranai oleh nilai-nilai dakwah. Dengan demikian epistimologi dakwah adalah usaha seseorang untuk menelaah masala-masalah objetipitas, metodologi, sumber, serta validitas pengetahuan secara mendalam dengan menggunakan dakwah sebagai titik tolak berfikir[2].
B. landasan Epistemologi dakwah
            Epistemology adalah pengetahuan tentang pengetahuan yang merupakan hasil tahu seseorang terhadap sesuatu, jika itu berhubungan dengan dakwah maka menjadi pengetahuan dakwah.pengetahuan dakwah adalah hasil tahu manusia tentang dakwah melalui proses-proses dari sumber yang ada.
            Sebelum kita membahas landasan epistemologis dakwah, kita dapat melidhat berapa banyak dari ilmuan muslim yang juga menggunakan landasan pengetahuan yang bersumber pada islam. Semua sependapat bahwa sumber pengetahuan adalah Allah. Hal ini dinyatakan secara jelas dalam Al-qur’an surat Al.Kahfi ayat 109 di tegaskan:   
Artinya: Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)".

                Dengan ungkapan berbeda, al-qur’an menyatakan dalam bentuk cerita, pada saat awal penciptaan manusia, yaitu adam. Allah  mengajarkan kepada adam sesuatu yang tidak di ketahui adam. Kemudian dikatakan allah sebagi sumber ilmu pengetahuan adalah dengan diwahyukannya (al-quran dan hadits), dan pengetahuan empiris (yang tidak diwahyukan) yang di dapat dari pengamatan dan penelitian terhadap penomena alam. Kemudian landasan lain yang perlu dipertimbangkan adalah teoritis, yaitu hasil karya manusia yang khusus mengkaji dakwah. Berangkat dari penjelasan diatas, dalam pengembangan dakwah perlu kiranya di pertegas tentang epistemology dakwah secara keilmuan. dalam hal ini berkaitan dengan landasa.leh karean itu teori kebenarannya adalah kebenaran ilmu dan bukan kebenaran agama, kebenaran itu diuji sejauuh man  keabsahan suatu pengetahuan itu,dan ini memerlukan pembuktian. Karana hal ini adalah bagian yang pundamental untuk membangun dan mengembangkan dakwah islam agar lebih bersistem. Agar dapat diketahui makna dakwah itu, lalu panggilannya kemana, dan untuk apa.?Yang menjadi batasan tegas keilmuan dakwah adalah dakwah sebagai ilmu, karena yang dibahas kajian wilaya epistimologinya.  Para penulis biasanya berdasarkan al-qur’an dan hadits yang dianalisis menurut kerangka dakwah, akhirnya dapat di simpulkan landasan epistemologi dakwah ada tiga, yaitu sumber normatif (al-qur’an dan hadits), suber emiris (kenyataan dakwah), sumber teoritis (hasil karya penulis tentang dakwah)[3].

C. Metodologi Dakwah
Setelah mengetahui sumber pengetahuan dari suatu ilmu, langkah selanjutnya yang harus diperhatikan adalah bagai mana cara menggali pengetahuan yang sumbernya sudah diketahui, yaitu dengan prosedur yang menyangkut tindakan-tindakan, pikiran teknik dan tata langkah untuk mendapatkan pengeetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang telah ada. Pada dasarnya, falam metode ilmiah tidak ada urutan atau aturan yang pasti untuk disebut sebagi metode ilmiah. Secara umum metode ilmiah dapat dilihat dari sejarah perkembangan ilmu. Sebuah metode berkaitan erat dengan sumber pengetahuan yang ada. Hubungan dengan dakwah berdasarkan sumber-sumber pengetahuan dakwah tersebut. Ada metode pendekatan dalam ilmu dakwah yakni: pendekatan normative, pendekatan empiris dan pendekatan filosofis[4].
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu, “meta” (Melalui) dan “hados” (Jalan Atau Cara). Dengan demikian dapat kita artikan bahwa metode dakwah adalah cara atau jalan yang harus di lalui untuk menggapai suatu tujuan. Menurut pendapat para ahli, Syekh Ali Mahfudz dia menyatakan Dakwah adalah mengajak manusia untuk mengerjakan kebaiakan dan mengikuti petujuk, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka mengerjakan perbuatan jelek  agar mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Dari pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan  bahwa metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang di lakukan oleh seorang da’i (komunikator) kepada mad’u  untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang.[5]. Di bawah ini ada beberapa metodologi dakwah :
        1. Metode Ceramah (retorika dakwah).
            Ceramah adalah suatu teknik atau metode dakwah yang banyak di warnai oleh ciri karakteristik bicara seorang da’I pada suatu aktipitas dakwah. Ceramah dapat pula bersipat propaganda, kampanye, berpidato, khidbah, sambutan, mengajar dan sebagainya. Istilah ceramah dalam akhir-akhir ini sedang ramainya di pergunakan oleh instansi pemerintah ataupun swasta, baik melalui radio, televiisi, maupun ceramah secara langsung. [6]
  1.  Kelebihan  Metode Dakwah
Metode ceramah memiliki beberapa keistimewahan atau kelebihan  antara lain:
    1. Dalam waktu yang relative singkat dapat di sampaikan banyak bahan.
    2. Memungkinkan da’I menggunakan pengalamannya , keistimewahannay dan kebijakannya sehingga mad’u mudah menerima ajaran yang di sam paikannya.
    3. Da’I lebih mudah mengusai seluruh mad’u.
    4. Bila di berikan dengan baik, dapat memberi stimulasi kepada mad’u untuk mempelajari yang di sampaikan
    5. Dapat meningkatkan status da’i.
    6. Metode ceramah ini lebih plesibel, artinya mudah di sesuaikan dengan sikon serta waktu yang tersedia, jika waktu singkat bahan dapat di singkat dan jika waktu panjang dapat di sampaikan bahan sebanyak-banyaknya.
  1. Kekurangan Metode Dakwah
Metode cwramah  selain memiliki beberapa kelebihan juga memiliki kekurangan atau kelemahan antara lain:
    1. da’I sukar memahami mad’u terhadap bahan-bahan yang di sampaikannya.
    2. Metode ceramah hanya bersipat komunikasi satu arah.
    3. Suakr menjajaki pola fakir mad’u dan pusat perhatiannya.
    4. Da’I lebih cenderung bersifat otoriter

2. Metode Tanya-Jawab       
            Metode Tanya jawab adalah penyampaian materi dakwah dengan cara mendorong sasarannya untuk menyatakan sesuatu masalah yang di rasa belum di mengerti dan da’I sebagai penjawabnya. Metode ini dimaksudkan untuk melayani masyarakat sesuai dengan kebutuhannya. Sebab dengan bertanya orang berarti ingin mengetahuai lebih dalam dan mengamalkannya.
a. Kelebihan Metode Tanya Jawab
      Metode Tanya jawab juga memiliki kelebihan. Diantara kelebihan metode ini adalah
a.       Tanya jawab bias di jelaskan seperti Radio, Televisidan sebagainya.
b.      Dapat di jadikan komunikasi dua arah
c.       Bila ranya jawab sebagai selingan ceramah,maka audien dapat hidup atau aktif.
d.      Timnilnya perbedaan pendapat  terjawab atau didiskusikan di porum tersebut.
e.       Mendorong audien lebih  aktif dan bersungguh-sungguh memperhatikan.
f.       Da’I dapat mengetahui dengan mudah pengetahuan dan pengalaman sipenanya.
g.      Menaikan gengsi da’I jika pertanyaan dapat terjawab semuanya.
  1. Kekurangan Metode Tanya Jawab
Di antara kelebihan metode Tanya jawab ini juga ada kekurangannya. Kekurangan metode Tanya jawab ini adalah
a.       Bila terjadi perbedaan pendapat antara da’I dan mad’u maka membutuhkan waktu yang cukup lama dalam penyelesaiannya.
b.      Bila jawaban da’I kurang mengeda pada yang  di tanyakan penanya dapat menduga yang bukan-bukan kepda da’i.
c.       Agak sulit merangkum seluruh isi dari ceramah.

      3. Metode Debat (mujadalah)
Mujadalah sinonim dari istilah dakwah, dapat juga sebagai salah satu metode dakwah. Debat sebagai metode dakwah pada dasarnya mencari kemenangan, dalam arti lebih menunjukan kebeneran dan kehebatan islam. Dengan katalain debat adalah mempertahankan pendapat agar pendapatnya itu diakui kebenarannya oleh orang lain.
            Dengan demikian debat efektif di lakukan sebagai metode dakwah kepada orang-orang yang membantah akan kebenaran islam. Sedangkan objek dakwah masih kurang percaya atau mantap terhadap kebenaran islam, di rasa kurang efektif bila menggunakan metode debat ini sebagai metode dakwahnya.apalagi sesame muslim yang hany berbeda pendapat, sangat tercela bila berhobi debat dengan temannya.
Keutamaan metode debat adalah terletak pada kemenangannya dalam mempertahankan benteng islam. Bila menang debat, di mungkinkan mereka mengakui kebenaran islam dan mereka masuk islam. namun sebaliknya, metode debat sangat membahayakn  bila mengalami kekalahan dalam perdebatannya.
        4. Percakapan Antar Pribadi (Percakapan Bebas)
Percakapan antar pribadi atau individu adalah percakan bebas antara seorang da’I dengan individu-individu sebagai sasaran dakwahnya. Pecakapan pribadi bertujuan menggunakan kesempatan yang baik di dalam percakapan untuk aktivitas dakwah.
Biasanya yang di sebut ngobrol para subjeknya tak membatasi permasalahan yang di bicarakan. Oleh karna itu seorang da’I hendaknya dapat mengarahkan pembicaraannya kepada hal-hal yang baik memasukan ide-ide, dan mengajak mereka kejalan allah[7].
        5. Metode Demonstrasi
Berdakwah dengan memperlihatkan suatu contoh, baik berupa benda atau peristiwa,bias juga perbuatan dan sebagainyadapat di namakan seorang da’I menggunakan cara atau metode Demonstrasi. Artinya suatu metode dakwah , di mana seorang da’I memperlihatkan sesuatu atau mengadakan pementasan sesuatu dalam rangka mencapai tujuan dakwah yang ia inginkan
. Metode Demonstrasi di gunakan apabila tujuan dakwah mengharapkan para objeknya dapat mengerjakan atau mengamalkan suatu pekerjaan dengan betul. Dengan kata lain metode demonstrasi di gunakan bila masa ingin mengetahui tentang:
a.       Bagai mana cara mengerjakannya.
b.      Bagai mana contoh yang benar dan yang salah.
c.       Bagai mana proses atau langkah-langkah sesuatu ibadah.
Selain itu metode Demonstrasi di gunakan sang da’I bila diya bertujuan:                
·         Untuk menghindari verbalisme, artinya dengan demonstrasi di harabkan masa tidak terjadi kesalah pahaman atau menjadi bingung.
·         Untuk memudahkan berbagai penjelasan.
·         Untuk lebih menarik perhatian masa.[8]
a. Kelebihan Metode Demonstrasi
      Seperti metode-metode yang lain metode ini juga mempunyai kelemahan dan kekurangannya. Diantara kelebihan yang di milikinya adalah
a.       Metode ini memungkinkan masa dapat menghayati dengan penuh hati mengenai hal-hal baru yang menjadi stimulusnya.
b.      Lebih memusatkan perhatian masa kepada persoalan yang sedang di bahas.
c.        Mempunyai kesan yang awet dibandingkan dengan tanpa demonstrasi.
d.      Dimungkan mengurangi kesalah pahaman.
e.       Dapat mengurangi kesalahan dalam mengambil kesimpulan dari keseluruhan persoalan yang di bahas, sebab masa menghayati langsung terhadap persoalan yang di bahas.
b. Kelemahan Metode Demonstrasi
a.       Metode demostrasi memerlukan waktu persiapan yang banyak dan memerlukan banyak pemikiran.
b.      Tidak wajar bila media tidak di amati secara seksama.
c.       Tidak semua hal dapat di demonstrasikan .
d.      Kurang efektif menggunakan metode demonstrasi, bila media kurang memadai dengan kebutuhan atau tujuan.
e.       Memerlukan keahlian khusus bagi para subjek (da’i)
        6. Mengunjungi Rumah (silaturrahmi)
Metode dakwah ini juga efektif di terabkan dalam rangka mengembangkan maupun membina umat islam. metode dakwah ini sering di lakukan olehpara da’I agama lain, sebab bila di telaah metode ini memiliki kelebihan dan kekurangannya jga yang sama dengan metode-metode lainnya.
a. Kelebihan Metode Silaturahmi
      Di antara kelebihan metode ini adalah
a.       Metode ini pada hakekatnya menyambung silaturahmi dan dapat meningkatkan persaudaraan yang  erat.
b.      Silaturrahmi adalah kewajiban umat islam, maka sekaligus untuk menunaikan kewajiban.
c.       Mudah di laksanakan dan tidak butuh waktu yang begitu banyak.
b. Kelemahan Metode Silaturrahmi
      Di antara kelebihan-kelebihannya juga ada kelemahannya.
a.       Silaturrahmi tidak bagus di laksanakan ketika objek dakwah sibuk mencari nafkah atau urusan keluarga.

b.      Bila antara sabjek dan objek dakwah belum saling kenal dapat mengakibatkan objek dakwah terkejut dan tkut atas kehadiran da’I tersebut.
c.       Dapat di anggap islam sebagai propaganda ke rumah-rumah. Sehingga orang jadi sentiment dan menganggap islam kekurangan umat.

Dalam metode silaturrahmi ada dua cara pelaksanaannya, yaitu:
v  Atas Undangan Tuan Rumah. Cara ini biasanya tuan rumah sudah memeluk islam namun mereka berminat untuk memperdalam islam.
v  Atas Kehendak Da’i.  Biasanya metode ini dilakukan bila mana objek dakwah belum masuk islam. di ajak mereka  agar memeluk islam.
diantara itu seorang da’I harus memperhatikan factor berikut:
·         Tingkat usia
·         Tingkat pengetahuan
·         Status sosial dan ekonomi
·         Idiologi yang di anut
Sehingga dengan demikian factor tersebut dapat di rencanakan dalam berdakwah nanti. [9]

      7. Pendidikan dan Pengajaran Agama      
Pendidikan dan pengajaran agama dapat di jadikan di jadikan metode dakwah. Sebab dalam depenisi dakwah bahwa dakwah dapat di artikan dua sifat, yaitu bersifat pembinaan dan pengembangan.H akekat pengajaran agama adalah penanaman moral agam kepada anak-anak. Sedangkan pengajaran agama memberi pengetahuan agam kepada anak. Antara aktivitas pengajaran dan pendidikan agama, keduanya saling bekaitan. Pendidikan agama sebagai meetode dakwah pada dasarnya membina fitrah anak yang di bawa  sejak lahir, yaitu fitah agama yang mana jka tida di di didik di kawatirkan akan pudar.pendidikan merupakan cara yang di tempuh dalam mencapai tujuan dakwah[10].


Kesimpulan

A. Kesimpulan
Dengan epistimologi adalah ilmu pengetahuan tentang pengetahuan, dan jika di hubungkan dengan dakwah, maka pengkajiannya dalam dakwah. Filsafat dakwah sebagai mana yang kita ketahui, bahwa filsafat pengkajian secara mendalam. Jadi pilsafat dakwah yaitu memfilsafatkan dakwah itu secara mendalam. Mengenai epistemology itu, berlandasan dengan al-arquran dan hadits, namun didepan telah telah di jelaskan juga  landasannya.

B. Saran
            Dalam dakwah perlu adanya filsafat, agar apa yang dikaji dan di bahas bisa di kaji secara mendalam dan lebih rinci,dalam hal itu perlu kita berlandasan dengan alqur’an dan hadist.







[1] Mustansyir, Rizai, Munin, Filsafat Ilmu, Yokyakarta: Gramedia, 1986
[2] Suisyanto, Filsafat Dakwah, (yokyakarta: Teras, 2006) hal 69
[3] Suisyanto, Ibid,hal 74
[4] Suisyanto, Ibid,hal 76
[5] Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm 61
[6] Abdul kadir munsy,Metode Diskusi Dalam Dakwah, (Surabaya: AL-Ikhlas, 1981) hlm 144
[7] Abdul khadir munsy, Ibid, hlm 148
[8] Abdul khadir munsy, ibid, hlm 149
[9] Asmuni syukry, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam,(Surabaya: al-iklas, 1983), hlm 160-162
[10] Abdul khadir, op. cit, hlm 152

Tidak ada komentar:

Posting Komentar