Pendahuluan
1. Latar belakang
Dalam sebuah peneltian menentukan
populasi dan sampel adalah hal yang sangat penting, karena sebuah penelitian
bisa saja bersifat kualitatif dan kuantitati agar data yang disajikan akurat
dan dapat di pertanggung jawabkan maka butuh statistik. Untuk memperoleh dan
mengumpulkan data maka seorang peneliti harus menetapkan dan mengetahui berapa banyak populasi dan sampel yang di
gunakan. Setelah populasi dan sampel di tetapkan maka kemudian baru di proses
dan di survai.
Populasi merupakan
keseluruhan yang menjadi bahan penelitian, dan populasi ini sangat banyak
jumlahnya. Untuk memudahkan penelitian maka populasi itu di reduksi dengan
menentukan sampel dari populasi. Sampel yang di ambil adalah yang bersifat
representatif.
2. Batasan Masalah
Dalam pembahasan
ini, sesuai dengan judul makalah , maka kami membatasi masalah sebagai berikut:
Ø Pengertian populasi dan sampel
Ø Macam-macam populasi
Pembahasan
A. Pengertian Populasi
Populasi berasal dari bahasa inggris
Population. Yang berarti jumlah
penduduk. Oleh sebagian orang, apabila disebut populasi, orang banyak
menhubungkannya denganmaslah-masalah penduduk. Kemudian pada perkembangan
selanjutnya, kata populasi menjadi amat populardan digunakan di berbagai
disiplin ilmu. Populasi dan sampel sering di anggap sama, padahal itu berbeda.
Populasi dan sampel adalah sama-sama objek penelitian. Dalam berbagai
penelitian, peneliti seringkali mengadapi
populasi yang begitu banyak dan wilayah yang begitu luas. Maka seorang
peneliti tidak mungkin mengkaji populasi yang begitu banyak dan luas, maka
dalam kontek ini lah penentuan sampel di perlukan[1].
Jika populasi adalah hurup abjat dari A-Z, maka yang menjadi sampel adalah sebagaian hurup yang kita ambil di
antaranya.
Populasi adalah
seluruh data ygn menjadi perhatian peneliti dalam ruang lingkup dan waktu
tertentu[2].
Dalam pengertian lain juga menyebutkan
populasi adalah seluruh objek penelitian baik itu berupa manusia, benda,
hewan, tumbuhan, dan gejala nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang
memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.
B. Macam-Macam Populasi
Populasi berdasarkan batasan
tertentu bila di lihat dari penentuan sumber data, dapat di bedakan menjadi
dua:
1
Populasi
terbatas, yaitu populasai yang mempunyai batasan kuantitatif yang jelas.
Contoh: 5000 orang guru SMA di awal tahun 1985, dengan
karakteristik masa kerja 2 tahun ,
lulusan program S1 dan lain-lain.
1
Populasi
tak terbatas, yaitu populasi yang tidak dapat di tentuk batasannya, sehingga
tidak dapat di nyatakan dalam bentuk jumlah kuantitatif. Contoh: guru di
Indonesia. Berarti jumlahnya harus di hitung semenjak guru pertama ada sampai
sekarang dan yang akan datang. Dalam hal yang demikian tidak dapat di nyatakan
dalam bentuk hitungan. Hanya dapat di gambarkan secara kualitatif dengan
karakteristik yang bersifat umum, yaitu
orang-orang dahulu, sekarrang dan yang akan datang. Populasi seperti ini sering
di sebut parameter.
Meskipun banyak populasi yang anggotanya
terbatas jumlahnya seperti jumlah mobil di Malang, jumlah mahasiswa UIN suska
Riau di mana sebenarnya keduanya dapat di hitung, tapi itu sangat sulit di
lakukan maka di anggap tidak terbatas.
Populasi berdasarkan sifatnya , dapat di bedakan menjadi
2 yaitu:
1.
Populasi
yang bersifat homogen, yaitu populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang
sama. Sehingga tidak perlu dipersoalankan jumlahnya secara kuantitatif.
Misalnya, seorang dokter yang akan melihat darah seseorang, maka ia hanya
mengambil setetes saja. Tidak perlu mengambil satu botol darah, hasilnya akan
tetap sama.
2.
Populasi
yang bersifat heterogen,yaitu populasi yang unsurnya bersifat berbeda atau
berpariasi sehingga perlu ditentukan batasnya. Penelitian di bidang sosial yang objeknya manusia atau
gejala kehidupan manusia menghadapi populasi yang heterogen[3].
Mengingat semakin luasnya cangkupan populasi tersebut,
maka penentuan suatu populasi harus jelas batasannya atau ruang lingkup
areanya, seperti di lihat dari segi giografisnya. Misalnya, populasi di suatu
provinsi , kabupaten, kota
madya atau tingkat desa dan kelurahan.
Sedangkan pada subjek penelitian , di batasi pada jenis
kelamin(laki-laki, ataupun perempuan), dalam jumlah umur tertentu, tinggi
tertentu atau mungkin etnis tertentu. Dan bisa juga di liat daru status sosial
, sperti kelas tinggi, rendah, menengah
dan sebagainya[4]. Menentukan
populasi penelitian tidak selalu mudah, teru tama orang yang baru meneliti
seperti mahasisiwa untuk mencapai gelar SI. Sebagai contoh seorang peneliti
ingin meneliti “Profil gaya
kepemimpinan kepala desa ” mungkin muncul pertanyaan bagai mana menetukan
populasinya dan siapa yang jadi populasinya. Pilihan populasinya tentu saja
beragam seperti: seorang peneliti bisa saja meneliti kepemimpinan kepala desa.
Seperti persepsi stap bwahannya, persepsi masyarakat, persepsi para tokoh
masyarakat, persepsi kepala desa sendiri dan persepsi seluruh sub populasi.
C. Pengertian Sampel
Sampel dapat di depenisikan sebagai bagian dari populasi
yang oleh peneliti di pandang mewakili populasi target. Adakalanya peneliti
menentukan seluruh populasi mnjadi sampel penellitian. Berarti dalam kontek ini
peneliti brmaksut untuk melakukan studi terhadap populasi[5].
Sampel yang baik adalah sampel yang memiliki populasi atau yang refresentatif.
Artinya sampel yang menggambarkan keadaan populasi atau mencerminkan populasi
secara maksimal[6]. Oleh
karena itu, sampel dalam suatu penelitian di sebabkan karena dua hal berikut:
Ø Peneliti mereduksi objek penelitian sebagai
akibat dari besarnya populasi sehingga di teliti dari sebagian populasi saja.
Ø Peneliti bermaksud mengadakan generalisasi dari
penelitiannay, dalam arti mengadakan kesimpulan kepada objek, gejala dan
kejadian yang lebih luas[7].
Dalam penentuan sampel perlu penentuan sifat dan
penyebaran populasi. Berkenaan dengan hal itu, di kenal dengan beberapa
kemungkinan dalam menetapkan sampel dari suatu populasi yaitu sebagai berikut:
- Sampel Proporsional
Sampel proporsional menunjukan perbandingan penarikan
sampel pada beberapa subpopulasi yang berbeda jumlahnya.
Contoh: penelitian dengan menggunakan murid SMA negri,
sebagai unit sampling terdiri dari 3000 murid SMA negri dan 1500 murid STM
negri. Dengan demikian, perbandingan subpopulasi adalah 2:1. dari populasi itu
akan di ambil 150 murid, 100 dari SMA negri dan 50 dari STM negri.
- Sampel Area
Sampel ini memiliki kesamaan dengan sampel proporsional.
Namun perbedaannya terletak pada
subpopulasi yang ditetapkan berdasarkan daerah penyebaran populasi yang
hendak diteliti. Perbandingan besarnya dari sub populasi menurut daeraha
penelitian di jadikan dasardalam menentukan ukuran setiap subsampelnya.
Misalnya, peneliti mengunakan guru SMP Negeri sebagai unit sampling di lima kabupaten. Setiap kabu pten memliki
sebanyak 500, 400, 300, 200, 100. melihat populasi seperti itu, maka
perbandingannya 5 : 4 : 3 : 2 : 1. jumlah sampel yang akan di ambil adalah 50,
40, 30, 20, 10 orang guru[8].
- Sampel Ganda
Penarikan sampel yang kembar dimaksutkan menanggulangi
kemugkinan sampel minimum yang diharapkan tidak masuk seluruhnya. Untuk itu,
ukuran sampel yang ditetapkan dua kali lebih baik dari yang ditetapkan.
Penentuan sampel sebanyak dua kali lipat itu bertujuan terutama apbila alat pengumpulan data yang di
pergunakan adalah kuisioner atau angket yang di kirim melelui pos. Karena
perbadaan jarak jauhnya wilayah.
- Sampel Majemuk
Sampel majemuk ini merupakan perluasan dari sampel
ganda. Pengambilan sampel dua kali lipat, tapi memiliki kesamaan dengan unit
sampling yang pertama. Dengan pengambilan sampel majemuk ini jumlah sampel yang
telah di tetapkan tidak di ragukan lagi. Teknik ini dapat dilakukan apabila
populaasinya dalam jumlah besar[9].
D. Petunjuk Untuk
Mengambil Sampel
a) Daerah
Generalisasi
Yang terpenting adalah menentukan terlebih dahulu luas
populasinya sebagai daerah generalisasi.setelah itu beru menentukan sampelnya
sebagai daerah penelitiannya. Kalau yang diselidiki hanya satu kelas saja,
jangan merembes sampai kekelas yang lainnya.
b) Penegasan
Sifta-Siafat Populasi dan Ketegasan Batas-Batasnya.
Bila populasinya telah di tetapkan, maka segera di ikuti
dengan penegasan tentang sifat-sifat populasinya. Pengasan ini sangat penting.
Maka di tentukan terlebih dahulu luas dan sifat populasinya, memberikan batasan
yang tegas, barulah menentukan sampelnya.
c) Sumber-Sumber
Impormasi Tentang Populasi
Untuk mengetahui lebih jauh tentang populasi dapat di
peroleh melalui bermacam-macam sumber informasi tentang populasi tersebut. Misalnya:
sesus penduduk dan dokumen dokumen yang disusun oleh instansi dan organisasi.
Kepolisisan, pengadilan dll.
d) Menetapkan
Besar Kecilnya Sampel
Untuk mengambil berapa besarnya sampel yang di perlukan
untuk sebuah penelitian, memang tidak ada ketentuan yang pasti. Memang
seyokyanya jumlah sampel itu harus banyak dari pada sediit/kurang.
e) Menetapkan
Teknik Sampling
Harus di ketahui bersama bahwa di dalam sampel ada yang
namanaya Biased Sample yaitu sampel
yang tidak refresentatif, atau di sebut juga sampel yang menyeleweng.
Pengambilan sampel yang menyeleweng di sebut Biased Sampling. Misalnya, melakukan penelitian tentang penghasilan
rata-rata orang Indonesia.
Hanya di ambil sampel yang kaya raya saja atau yang miskin saja[10].
Kemudian yang
menjadi pertanyaan bagai mana merancang sampel penelitian agar penelitian
memliki bobot refresentatif yang di harabkan. Untuk mencapai bobot yang di
harabkan, maka ada beberapa factor yang harus di perhatikan dan di
pertimbangkandalam menentukan sampel penelitian.
1
Derajat Keseragaman Populasi. Populasi yang homogen memudahkan penarikan sampel , sampai pada
menentukan besar kecilnya sampel yang di butuhkan. Semakin homogen populasi
maka semakin besar kemungkinan penggunaan sampel dalam jumlah yang kecil. Pada
populasi heterogen, kencenderungan menggunakan sampel besar kemungkinan sulit
di hindari. Krna sampel harus di penuhi oleh wakil-wakil unit populasi. Semakin
komplek dan semakin tingginya drajat keberagaman semakin besar sampel
penelitian.
2 Drajat Kemampuan Peneliti Mengenal Sifat
Khusus Populasi. Selain mengenala drajat keberagaman populasi. Peneliti
juga harus mampu mengenal cirri-ciri khusus populasi yang sedang atau akan di
teliti.
3 Presisi (Kesaksamaan) Yang Di Kehendaki
Peneliti. Factor ketiga ini biasanya merupakan kebutuhan yang muncul pada
penelitian survai atau penelitian kuantitatif lainnya. Populasi penelitian
sangat besar, sehingga drajat kemampuan penelitian dalam mengenal sifat-sifat
populasi amat rendah. Oleh karena itu, apabila suatu penelitian menghendaki
drajat presisi yang tinggi, maka merupakan keharusan dari penelitian itu
menggunakan sampel dalam jumlah yang besar, karena drajat presisi menentukan
besar kecilnya sampel. Pada permasalahan ini, presisi juga tergantung pada
tenaga, biaya, dan waktu.
4 Penggunaan Teknik Sampling Yang Tepat.
Penggunaan teknik sampling juga harus betul-betul di perhatikan kalau mau
mendapatkan sampel yang refresentatif.
Salah dalam mempergunakan teknik sampling maka salah juga dalam memperoleh
sampel. Sebagai contoh, pada populasi yang berciri sama dan khusus, tidak
mungkin sampel di ambil secara random, karena ada beberapa data yang nantinya
tidak terwakili. Seharusnya unit populasi semacam ini di ambil dengan
menggunakan teknik non random[11].
Penutup
1.
Kesimpulan
Dalam penelitian menentukan
populasi dan sampel adalah hal yang paling penting, peneliti harus mengetahui
berapa banyak populasi yang di gunakan, dan sampel yang di gunakan juga harus
jelas. Berapa banyak sampell yang di gunakan jika populasinya berukuran banyak,
dan dalam pengambilan ssampel juga perlu teknik pengambilannya, karena jika
peneliti salah dalam menggunakan atau penarikan sampel maka data dari sampel
itu juga salah.
2. Saran
Bagi penelitian sangat
penting dalam menentukan siapa populasi dari penelitian. Dan teknik samling
juga harus tau agar hasil dari penelitian itu tepat sasaran.
Daftar Pustaka
Yazid Yasril, Masduki, Ginda,
Darusman.2009. Metodologi Penelitian,
Pekanbru: Unri Prees
Zuriah
Nurul.
2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Abu Ahmadi. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarrta: PT.
Bumi Aksara
Bugin Burhan.
2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif.Jakarta:
Kencana
Suyanto
Bagong. 2005.
Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana
Ruslan Rosady.
2003. MetodologiPenelitian Public Relatioan Dan
Komunikasi. Jakarta:
PT. Raja Grapindo Persada
[1] Yasril Yazid, Masduki, Ginda, Darusman. Metodologi Penelitian, (Pekanbru: Unri Prees, 2009) hal 51
[2] Nurul Zuriah. Metodologi
Penelitian Sosial dan Pendidikan. (Jakarta:
PT. Bumi Aksara. 2006) hal 116
[3] Nurul Zuriah. Ibit, hal 117,
[4] Nurul Zuriah. Ibit, hal 119
[5] Yasril Yazid, Masduki, Ginda, Darusman. Op cit. hal 53
[6] Abu Ahmadi,Metodologi
Penelitian, (Jakarrta: PT. Bumi Aksara, 2008) hal 107
[7] Nurul Zuriah. Op cit. hal 119
[8] Nurul Zuriah. Log cit. hal
125
[9] Rosady Ruslan. Metodologi
Penelitian Public Relation Dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada. 2003. hal
139
[10] Abu Ahmadi, Op Cit, hal 110
[11] Bugin Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif . Cet
3. Jakarta:
Kencana. 2008. hal 104
Tidak ada komentar:
Posting Komentar