Halaman

Kamis, 28 Juni 2012

populasi dalam penelitian umum



Pendahuluan


1. Latar belakang
          Dalam sebuah peneltian menentukan populasi dan sampel adalah hal yang sangat penting, karena sebuah penelitian bisa saja bersifat kualitatif dan kuantitati agar data yang disajikan akurat dan dapat di pertanggung jawabkan maka butuh statistik. Untuk memperoleh dan mengumpulkan data maka seorang peneliti harus menetapkan dan mengetahui  berapa banyak populasi dan sampel yang di gunakan. Setelah populasi dan sampel di tetapkan maka kemudian baru di proses dan di survai.
            Populasi merupakan keseluruhan yang menjadi bahan penelitian, dan populasi ini sangat banyak jumlahnya. Untuk memudahkan penelitian maka populasi itu di reduksi dengan menentukan sampel dari populasi. Sampel yang di ambil adalah yang bersifat representatif.

2. Batasan Masalah
            Dalam pembahasan ini, sesuai dengan judul makalah , maka kami membatasi masalah sebagai berikut:
Ø  Pengertian populasi dan sampel
Ø  Macam-macam populasi


Pembahasan

A. Pengertian Populasi
            Populasi berasal dari bahasa inggris Population. Yang berarti jumlah penduduk. Oleh sebagian orang, apabila disebut populasi, orang banyak menhubungkannya denganmaslah-masalah penduduk. Kemudian pada perkembangan selanjutnya, kata populasi menjadi amat populardan digunakan di berbagai disiplin ilmu. Populasi dan sampel sering di anggap sama, padahal itu berbeda. Populasi dan sampel adalah sama-sama objek penelitian. Dalam berbagai penelitian, peneliti seringkali mengadapi  populasi yang begitu banyak dan wilayah yang begitu luas. Maka seorang peneliti tidak mungkin mengkaji populasi yang begitu banyak dan luas, maka dalam kontek ini lah penentuan sampel di perlukan[1]. Jika populasi adalah hurup abjat dari A-Z, maka yang menjadi sampel  adalah sebagaian hurup yang kita ambil di antaranya.
            Populasi adalah seluruh data ygn menjadi perhatian peneliti dalam ruang lingkup dan waktu tertentu[2]. Dalam pengertian lain juga menyebutkan  populasi adalah seluruh objek penelitian baik itu berupa manusia, benda, hewan, tumbuhan, dan gejala nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.
B. Macam-Macam Populasi
            Populasi berdasarkan batasan tertentu bila di lihat dari penentuan sumber data, dapat di bedakan menjadi dua:
1        Populasi terbatas, yaitu populasai yang mempunyai batasan kuantitatif yang jelas.
Contoh: 5000 orang guru SMA di awal tahun 1985, dengan karakteristik  masa kerja 2 tahun , lulusan program S1 dan lain-lain.
1        Populasi tak terbatas, yaitu populasi yang tidak dapat di tentuk batasannya, sehingga tidak dapat di nyatakan dalam bentuk jumlah kuantitatif. Contoh: guru di Indonesia. Berarti jumlahnya harus di hitung semenjak guru pertama ada sampai sekarang dan yang akan datang. Dalam hal yang demikian tidak dapat di nyatakan dalam bentuk hitungan. Hanya dapat di gambarkan secara kualitatif dengan karakteristik  yang bersifat umum, yaitu orang-orang dahulu, sekarrang dan yang akan datang. Populasi seperti ini sering di sebut parameter.
Meskipun banyak populasi yang anggotanya terbatas jumlahnya seperti jumlah mobil di Malang, jumlah mahasiswa UIN suska Riau di mana sebenarnya keduanya dapat di hitung, tapi itu sangat sulit di lakukan maka di anggap tidak terbatas. 
Populasi berdasarkan sifatnya , dapat di bedakan menjadi 2 yaitu:
1.      Populasi yang bersifat homogen, yaitu populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama. Sehingga tidak perlu dipersoalankan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya, seorang dokter yang akan melihat darah seseorang, maka ia hanya mengambil setetes saja. Tidak perlu mengambil satu botol darah, hasilnya akan tetap sama.
2.      Populasi yang bersifat heterogen,yaitu populasi yang unsurnya bersifat berbeda atau berpariasi sehingga perlu ditentukan batasnya. Penelitian  di bidang sosial yang objeknya manusia atau gejala kehidupan manusia menghadapi populasi yang heterogen[3].

Mengingat semakin luasnya cangkupan populasi tersebut, maka penentuan suatu populasi harus jelas batasannya atau ruang lingkup areanya, seperti di lihat dari segi giografisnya. Misalnya, populasi di suatu provinsi , kabupaten, kota madya atau tingkat desa dan kelurahan.
Sedangkan pada subjek penelitian , di batasi pada jenis kelamin(laki-laki, ataupun perempuan), dalam jumlah umur tertentu, tinggi tertentu atau mungkin etnis tertentu. Dan bisa juga di liat daru status sosial , sperti  kelas tinggi, rendah, menengah dan sebagainya[4]. Menentukan populasi penelitian tidak selalu mudah, teru tama orang yang baru meneliti seperti mahasisiwa untuk mencapai gelar SI. Sebagai contoh seorang peneliti ingin meneliti “Profil gaya kepemimpinan kepala desa ” mungkin muncul pertanyaan bagai mana menetukan populasinya dan siapa yang jadi populasinya. Pilihan populasinya tentu saja beragam seperti: seorang peneliti bisa saja meneliti kepemimpinan kepala desa. Seperti persepsi stap bwahannya, persepsi masyarakat, persepsi para tokoh masyarakat, persepsi kepala desa sendiri dan persepsi seluruh sub populasi.

C. Pengertian Sampel
Sampel dapat di depenisikan sebagai bagian dari populasi yang oleh peneliti di pandang mewakili populasi target. Adakalanya peneliti menentukan seluruh populasi mnjadi sampel penellitian. Berarti dalam kontek ini peneliti brmaksut untuk melakukan studi terhadap populasi[5]. Sampel yang baik adalah sampel yang memiliki populasi atau yang refresentatif. Artinya sampel yang menggambarkan keadaan populasi atau mencerminkan populasi secara maksimal[6]. Oleh karena itu, sampel dalam suatu penelitian di sebabkan karena dua hal berikut:
Ø  Peneliti mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya populasi sehingga di teliti dari sebagian populasi saja.
Ø  Peneliti bermaksud mengadakan generalisasi dari penelitiannay, dalam arti mengadakan kesimpulan kepada objek, gejala dan kejadian yang lebih luas[7].
Dalam penentuan sampel perlu penentuan sifat dan penyebaran populasi. Berkenaan dengan hal itu, di kenal dengan beberapa kemungkinan dalam menetapkan sampel dari suatu populasi yaitu sebagai berikut:
  1. Sampel Proporsional
Sampel proporsional menunjukan perbandingan penarikan sampel pada beberapa subpopulasi yang berbeda jumlahnya.
Contoh: penelitian dengan menggunakan murid SMA negri, sebagai unit sampling terdiri dari 3000 murid SMA negri dan 1500 murid STM negri. Dengan demikian, perbandingan subpopulasi adalah 2:1. dari populasi itu akan di ambil 150 murid, 100 dari SMA negri dan 50 dari STM negri.
  1. Sampel Area
Sampel ini memiliki kesamaan dengan sampel proporsional. Namun perbedaannya terletak pada  subpopulasi yang ditetapkan berdasarkan daerah penyebaran populasi yang hendak diteliti. Perbandingan besarnya dari sub populasi menurut daeraha penelitian di jadikan dasardalam menentukan ukuran setiap subsampelnya. Misalnya, peneliti mengunakan guru SMP Negeri  sebagai unit sampling di lima kabupaten. Setiap kabu pten memliki sebanyak 500, 400, 300, 200, 100. melihat populasi seperti itu, maka perbandingannya 5 : 4 : 3 : 2 : 1. jumlah sampel yang akan di ambil adalah 50, 40, 30, 20, 10 orang guru[8].
  1. Sampel Ganda
Penarikan sampel yang kembar dimaksutkan menanggulangi kemugkinan sampel minimum yang diharapkan tidak masuk seluruhnya. Untuk itu, ukuran sampel yang ditetapkan dua kali lebih baik dari yang ditetapkan. Penentuan sampel sebanyak dua kali lipat itu bertujuan  terutama apbila alat pengumpulan data yang di pergunakan adalah kuisioner atau angket yang di kirim melelui pos. Karena perbadaan jarak jauhnya wilayah.
  1. Sampel Majemuk
Sampel majemuk ini merupakan perluasan dari sampel ganda. Pengambilan sampel dua kali lipat, tapi memiliki kesamaan dengan unit sampling yang pertama. Dengan pengambilan sampel majemuk ini jumlah sampel yang telah di tetapkan tidak di ragukan lagi. Teknik ini dapat dilakukan apabila populaasinya dalam jumlah besar[9].

D. Petunjuk Untuk Mengambil Sampel
a)      Daerah Generalisasi
Yang terpenting adalah menentukan terlebih dahulu luas populasinya sebagai daerah generalisasi.setelah itu beru menentukan sampelnya sebagai daerah penelitiannya. Kalau yang diselidiki hanya satu kelas saja, jangan merembes sampai kekelas yang lainnya.
b)      Penegasan Sifta-Siafat Populasi dan Ketegasan Batas-Batasnya.
Bila populasinya telah di tetapkan, maka segera di ikuti dengan penegasan tentang sifat-sifat populasinya. Pengasan ini sangat penting. Maka di tentukan terlebih dahulu luas dan sifat populasinya, memberikan batasan yang tegas, barulah menentukan sampelnya.

c)      Sumber-Sumber Impormasi Tentang Populasi
Untuk mengetahui lebih jauh tentang populasi dapat di peroleh melalui bermacam-macam sumber informasi tentang populasi tersebut. Misalnya: sesus penduduk dan dokumen dokumen yang  disusun oleh instansi dan organisasi. Kepolisisan, pengadilan dll.
d)      Menetapkan Besar Kecilnya Sampel
Untuk mengambil berapa besarnya sampel yang di perlukan untuk sebuah penelitian, memang tidak ada ketentuan yang pasti. Memang seyokyanya jumlah sampel itu harus banyak dari pada sediit/kurang.
e)      Menetapkan Teknik Sampling
Harus di ketahui bersama bahwa di dalam sampel ada yang namanaya Biased Sample yaitu sampel yang tidak refresentatif, atau di sebut juga sampel yang menyeleweng. Pengambilan sampel yang menyeleweng di sebut Biased Sampling. Misalnya, melakukan penelitian tentang penghasilan rata-rata orang Indonesia. Hanya di ambil sampel yang kaya raya saja atau yang miskin saja[10].

            Kemudian yang menjadi pertanyaan bagai mana merancang sampel penelitian agar penelitian memliki bobot refresentatif yang di harabkan. Untuk mencapai bobot yang di harabkan, maka ada beberapa factor yang harus di perhatikan dan di pertimbangkandalam menentukan sampel penelitian.
1        Derajat Keseragaman Populasi. Populasi yang homogen memudahkan penarikan sampel , sampai pada menentukan besar kecilnya sampel yang di butuhkan. Semakin homogen populasi maka semakin besar kemungkinan penggunaan sampel dalam jumlah yang kecil. Pada populasi heterogen, kencenderungan menggunakan sampel besar kemungkinan sulit di hindari. Krna sampel harus di penuhi oleh wakil-wakil unit populasi. Semakin komplek dan semakin tingginya drajat keberagaman semakin besar sampel penelitian.
2    Drajat Kemampuan Peneliti Mengenal Sifat Khusus Populasi. Selain mengenala drajat keberagaman populasi. Peneliti juga harus mampu mengenal cirri-ciri khusus populasi yang sedang atau akan di teliti.
3    Presisi (Kesaksamaan) Yang Di Kehendaki Peneliti. Factor ketiga ini biasanya merupakan kebutuhan yang muncul pada penelitian survai atau penelitian kuantitatif lainnya. Populasi penelitian sangat besar, sehingga drajat kemampuan penelitian dalam mengenal sifat-sifat populasi amat rendah. Oleh karena itu, apabila suatu penelitian menghendaki drajat presisi yang tinggi, maka merupakan keharusan dari penelitian itu menggunakan sampel dalam jumlah yang besar, karena drajat presisi menentukan besar kecilnya sampel. Pada permasalahan ini, presisi juga tergantung pada tenaga, biaya, dan waktu.
4    Penggunaan Teknik Sampling Yang Tepat. Penggunaan teknik sampling juga harus betul-betul di perhatikan kalau mau mendapatkan  sampel yang refresentatif. Salah dalam mempergunakan teknik sampling maka salah juga dalam memperoleh sampel. Sebagai contoh, pada populasi yang berciri sama dan khusus, tidak mungkin sampel di ambil secara random, karena ada beberapa data yang nantinya tidak terwakili. Seharusnya unit populasi semacam ini di ambil dengan menggunakan teknik non random[11].


Penutup


1. Kesimpulan
            Dalam penelitian menentukan populasi dan sampel adalah hal yang paling penting, peneliti harus mengetahui berapa banyak populasi yang di gunakan, dan sampel yang di gunakan juga harus jelas. Berapa banyak sampell yang di gunakan jika populasinya berukuran banyak, dan dalam pengambilan ssampel juga perlu teknik pengambilannya, karena jika peneliti salah dalam menggunakan atau penarikan sampel maka data dari sampel itu juga salah.

2. Saran
            Bagi penelitian sangat penting dalam menentukan siapa populasi dari penelitian. Dan teknik samling juga harus tau agar hasil dari penelitian itu tepat sasaran.







Daftar Pustaka


Yazid Yasril, Masduki, Ginda, Darusman.2009. Metodologi Penelitian, Pekanbru: Unri Prees
Zuriah Nurul. 2006.  Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Abu Ahmadi. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarrta: PT. Bumi Aksara
Bugin Burhan. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif.Jakarta: Kencana
Suyanto Bagong. 2005. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana
Ruslan Rosady. 2003. MetodologiPenelitian Public Relatioan Dan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada


 


[1] Yasril Yazid, Masduki, Ginda, Darusman. Metodologi Penelitian, (Pekanbru: Unri Prees, 2009) hal 51
[2] Nurul Zuriah. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. (Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2006) hal 116
[3] Nurul Zuriah. Ibit, hal 117,
[4] Nurul Zuriah. Ibit, hal 119
[5] Yasril Yazid, Masduki, Ginda, Darusman. Op cit. hal 53
[6] Abu Ahmadi,Metodologi Penelitian, (Jakarrta: PT. Bumi Aksara, 2008) hal 107
[7] Nurul Zuriah. Op cit. hal 119
[8] Nurul Zuriah. Log cit. hal 125
[9] Rosady Ruslan. Metodologi Penelitian Public Relation Dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada. 2003. hal 139
[10] Abu Ahmadi, Op Cit, hal 110
[11] Bugin Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif . Cet 3. Jakarta: Kencana. 2008. hal 104


Tidak ada komentar:

Posting Komentar