Halaman

Senin, 25 Juni 2012

manajemen sumber daya manusia


Pembahasan

A. Pentingnya Informasi Analisis Pekerjaan
            Analisa pekerjaan adalah usaha yang sistematik dalam mengumpukkan, menilai dan mengorganisasikan semua jenis pekerjaan yang terdapat dalam suatu organisasi. Bearti dalam suatu organisasi diperlukan kelompok analisa pekerjaan yang bertugas melakukan penganalisaan terhadap semua pekerjaan. Perlunya analisa merupakan suatu kegiatan yang logis, rasional dan sistematis[1].
            Kegiatan analisa semua pekerjaan  merupakan hal yang sangat pentung dalam suatu organisasi. Dikatakan demikian karena dalam pengelolaan sumbedaya manusiatergantung pada informasi tentang analisispekerjaan yang telah dilakukan. Teori manamjemen sumberdaya manusiamemberi petunjuk bahwa ada paling sedikit sepuluh pengelolaan sumberdaya manusiayang penyelenggaraannya dengan baik di dasarkan pada informasi yang berhasil di kumpulkan dan diplah.
1)      Informasi analisis pekerjaan memberikan gambaran tentang tantaang  yang besumberdari lingkungan yang mempengaruhi pekerjaan para pekerja dalam organisasi.
2)      Menghilangkan persyaratan pekerjaan yang sebenarnya tidak diperlikan karna di dasarkan pada pemikiran yang diskriminatif. Tidak dapat di sangkal bahwa sadar atau tidak, disengaja atau tidak, terdapat organisasi yang menentukan berbagai persyaratan yang  harus dipenuhi padahal ssesungguhnya tidak diperlukan.
3)      Analisis pekerjaan harus juga mampu menemukan unsure-unsur pekerjaan  yang  mendorong atau menhambat mutu kekaryaan para anggota organisasi. Dewasa ini semakin di sadari bahwa memperoleh pekerjaan yang layak bagi kehidupan manusiadi akui sebagai salah satu hak asasi manusia. Memperoleh pekerjaan yang layak sekaligus bearti memperoleh imbalan yang wajar dan  perlakkuan yang manusiawi di tempat pekerjaan.
4)      Merencanakan ketenaga kerjaan untuk masa depan. Dapaat di pastikan bahwa setiap organisasi ingin tumbuh dan berkembang. Petumbuhan dan perkembangan di sinitidak perlu diartikan dalam bentuk kuatitatif. Bahwa pertumbuhan dan perkembangan yang diharabkan  adalah yang sifatnya kualitaatif. Berarti melalui analisis pekerjaan harus dapat diproleh gambaran tetang kemampuan para pekerja yang ada sekaarang, arah dan kecenderungan perubahan di masa depan yang dikaitkan dengan dampaknya terhadap ketenaga kerjaan di masa yang akan datang. 
5)      Analisa pekerjaan harus mampu mencocokan lamaran yang  masuk dengan lowongan yang tersedia. Karean bukanlah hal baru apabila dikemukakan bahwa berbagai lowongan dalam dalam suatu organisasi bisa terjadi karna berbagai sebab. Adanya pekerja yang meninggal, dibehentikan secaara hormat, di berhentikan dengan tidak hormat.
6)      Analisa pekerjaan sangat membantu dalam menentukan kebijakan dan program pelatihan. Program pelatihan selalu pelu di susun oleh satuan yang mengelola sumberdaya manusia baik untuk tenaga kerja yang sudah bepengalaman maupun untuk yang baru berkarya. Bagi para pekerja baru misalnya mereka yang baru saja menyelesaikan pendidikan formal pada tingkat tertentu, yang meskipun sudah sudah di anggap memiliki pengetahuan dan keterampilan tertentu, frogram pelatihan yang bersifat praktis dalam arti keterkaitann langsung dengan tugas pekerjaannya tetap dipelakukan memngingat bahwa pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh di lembaga pendidikan formal itu masih bersifat teoritikal.
7)      Menyusun rencana pengenbangan potensi para pekerja. Berbagai penelitian menunjukan bahwa potensi para pekerja belum selalu dikembangakan sepenuhnya. Artinya pengalman banyak orang menunjukan bahwa banyak kesenjangan antara kemampuan efektif para pegawai dengan patensi yang dimilikinya. Oleh karena itu perlu dikembangkan secara sistemstik dan programatik.
8)      Untuk kepentingan standar potensi keja yang realistik. Mudah untuk mengatakan bahwa semua oraganisasi menginginkan prestasi kerja para anggotanya haruslah setinggi mungkin. Akan tetapi yang sesungguhnya wajar untuk ditekankan bahwa standar prestasi keja yang dituntut dari para pekerja adalah yang realistik.
9)      Informasi analisa pekerjaan yang sangat penting pula arti dan peranannya dalam penempatan para pegawai agar benar-benar sesuai dengan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang dimilikinya. Telah lama dikenal dalam dunia manajemen prinsif pengelolaaan sumber daya manusia yang mengatakan penempatan orang yang tepat melakukan yang cocok pada waktu yang tepat dengan memperoleh imbalan yang tepat pula.
10)  Imformasi analisi pekerjaan juga sangat pentung artinya dalam merumuskan dan menentukan system serta tingkat imbalan yang adil dan tepat. Prinsip keadilan ketepatan merupakan hal yang teramat penting dalam menerapkan suatu system imbalan.  Segi keadilan sangat penting mendapat perhatian karena setiap manusia ingin merasa di perlakukan adil[2].

B. Teknik Pengumpulan Inpormasi Tentang Analisi Pekerjaan
            Dalam rangka mengumpulkan informasi tetang analisi pekerjaan, para analisi harus mengetahuai pula tetang seluk beluk organisasi seperti yang menyangkut tujuannya, strateginya, strukturnya, sumberdaya dan dana yang dimilikinya serta produknya apakah dalam bentuk barang ataupun jasa. Bedasarkan hal-hal itulah tiga jenis mengumpulkan informasi dilakukan. Yang dimaksud dengan tiga jenis kegiatan itu adalah mengidentifikasi berbagai pekerjaan yang hendak di analisis, menyusun kuesioner sebagai instrument pengumpulan informasi dan pengumpulan informasi itu sendiri.
1. Identifikasi Pekerjaan
            Langkah pertama dalam analisis pekerjaan adalah mengidentifikasikan berbagai pekerjaaan yang hendak dianalisis. Tugas identifikasi tersebut tentunya relative mudah jika diterapkan dalam suatu organisasi yang kecil. Akan tetapi tidak selalu demikian hal nya jika yang hendak di analisis adalah semua pekerjaan yang terdapat dalam suatu organisasi berskala besar. Oleh kaarean itu penting untuk untuk mengetahui sumber informasi tentang bebagai pekejaan itu seperti daftar gaji dan bagan organisasi, yang mungkin perlu di lengkapi dengan diskusi dengan para pekerja dan para penyelia dalam organisasi yang bersangkutan  

2. Penyusunan Kuesioner
            Seorang analisi yang bermutu dan memiliki rasa tanggung jawab yang besar akan lebih dahulu menyusun jadwal analisis pekerjaan yang akan dilakukannya. Bedasarkan jadwal itulah ia akan mengumpulkan informasi yang dimulai dengan informasi tentang pekerjaan yang sejenis atau seragam. Keseragaman tersebut dapat dapat di wujutkan dengan menyusun daftar pengecekan yang sama bagi semua pekerjaan yang sejenis dalm berbagai satuan keja dalam organisasi[3]. Biasanya suatu kuesioner yang disusun untuk kepentingan pengumpulan informasi tetang pekerjaan, mengandung paling sedikit lima hal, yaaitu:
  1. Status informasi yang dimiliki sekarang di kaitkan dengan pekerjaan yang diidentifikasikan. Tanpa informasi demikian bukan mustahil bahwa para analisis memperoleh bahan yang sudah kada luarsaatau di aplikasiakan pada pekerjaan yang lain dari sesungguhnya dimaksudkan.
  2. Tugas dan tanggung jawab. Salah satu maksud menyusun kuesioner tentang pekerjaan adalah agar di peroleh informasi yang setepat mungkin tetang tugas yang harusdipikul baik oleh mereka yang bertanggung jawab menyelenggarakan pekerjaan yang sifatnya teknikal dan operasional maupun oleh mereka yang mendapat kepercayaan menduduki berbagi jabtan manajerial.
  3. Karakteristik insani. Jika dimuka telah dikatakan bahwa salah satu tujuan mengumpulkan informmasi tentang pekerjaan adalah demi menempatakan pekerjaan setepat mungkin, salah satu inplikasi pernyataan itu adalah bahwa di samping memperoleh informasi yang paling mutakhir tentang berbagai pekerjaan dalam suatu organisasi, para analisis memerlukan pula data tentang orang yang bekerjadalam organisasi gyang besangkutan.
  4. Kondisi kerja. Informasi tentang kondisi kerjapun sangat penting di kumpulkan melalui kuesioner karna kondisi kerja itu sering menuntut persyratan tertentu pula, baik dalam arti pengetahuan, keterampilan, pelaatihan dan bahkan juga mungkin menyangkut rancang bangun pekejaan.
  5. Standar prestasi kerja. Sepanjang sifat pekerjaan yang dilakukan memungkinkan, standar prestasi kerja perlu pula dikehui. Dengan demikian penilaian dapat dilakukan secara obyektif.
3. Pengumpulan Informasi
            Telah umum di maklumi bahwa tidak satu pun teknik pengumpulan informasi yang dapat di gunakan untuk semua jenis pekerjaan dengan semua tingkat kecocokan dengan efektivitas yang sama untuk di terapkan pada semua organisasi. Para analisa yang harus mampu memilah dan memilih dan menetukan teknik pengumpulan informasi mana yang paling tepat dan efektif untuk di gunakannya. Dalam menjatuhkan pilihan atas teknik atau teknuk-teknik tertentu, berbagai dasar pertimbangan yang seyogianya di gunakan antara lain ialah factor waktu, factor biaya dan factor ketepatan informasi yang diperoleh.
            Meskipun demikian  dalam teori penelitian dan pengalaman memberi teknik yang telah terbukti tepat di gunakan seperti wawancara,      
       Pandangan para pejabat senior, kuesioner, buku catatan pegawai dan absensi atau gabungan beberapa teknik tersebut diatas[4].

C. Aflikasi Informasi Analisa Pekerjaan
            Tepat tidaknya penggunaan satu atau gabungan beberapa tenik pengumpulan informasi yang diperoleh. Artinya satu atau penggabungan bebrapa teknik dapat di katakana tepat apabila bermampaat dalam peningkatkan SDM , sehingga SDM dalam organisasi maupun lebih mengoptimalkan konstribusi kearah pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Paling sedikit bebagai teknik tersebut harus memberikan sumbangan nyata dalam menentukan empat hal, yaitu:
a.       Menyusun uraian pekerjaan
Yang dimaksud adalah suatu pernyataan yang tertulis yang menguraikan bebagai pekerjaan. Pada umumnya hal-hal yang di uraikakn mencangkup:
1.      Nama jabatan pelaksana pekerjaan tertentu
2.      kode pekerjaan
3.      tanggal uraian pekerjaaan di buat
4.      penyusunan uraian pekerjaan
5.      lokasi pekerjaan di lakukan
6.      pangakat pekrja
7.      nama penyelia, atasan langsung yang bersangkutan
8.      Uraian pekejaan
9.      Tugas yang di kejakan
10.  kondisi fisik tempat pekerjaan
11.  persetujuan penyelia guna menjamin informasi
b.      Merumuskan aflikasi pekerjaan
Tidak jarang terjadi bahwa informasi tetang spesifikasi tentang pekerjaan digabung dalam lembaran informasi tentang uraian pekerjaan. Akan tetapi sesungguhnya ada pebedaan spesifikasi antara dua jenis informasi terssebut. Uraian pekerjaan pada dasarnya menyangkut profil suatu pekerjaan sedangkan dilain pihak, spesifikasi pekejaan menonjolkan karakteristik manusia yang dipelukan daalam melaksanakan suatu pekerjaan tertentu. Kadang pekerjaan itu membosankan, maka perlu motivasi yang lebih menarik. Yaitu,memperluas pekerjaan itu, secara horizontal memperluas pekejaan kariawan.[5] 
c.       Menetapkan standar pretasi kerja
Setiap organisasi perlu menentukan standar prestasi kerja para anggotangnya. Ada lima alasan:
1.      standar prestasi keja merupakan tolak ukur yang digunakan atasan pekerja yang bersangkutan.
2.      standar prestasi kerja merupakan pengendali prilakupara pekerja, khususnya dalam hal terjadinya kesenjangan antara prestasi nyata dan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
3.      standar prestasi keja berperan sebagai bahan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi.
4.      standar prestasi keja berguna sebagai bahanumpan balik bagi pekerja yang bersangkutan karena setiap pekerja memang berhak mengetahui penilaian atasan terhadap prestasi kerjanya.
5.      standar prestasi kerja merupakan sasaran yang harus di usahakan pencapaiannya oleh pekerja. Artinya tuntutan standar prestasi kerja merupakan tantangan yang harus di hadapi para pekerja.  
d.      Menciptakan sistem informasi sumberdaya manusia
Untuk memperoleh SDM yang lebih efektif, setiap organisasi mutlak perlu menciptakan system informasi sumberdaya manusia dalam organisasi. Pangkalan data secara minimum tercipta dengan adanya informasi tentang analisis pekerjaan melalui uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan dan standar prestasi keja ysng mengelola SDM dapat mengambil berbagai langkah yang di pelukan, baik untuk kepentingan internal maupun ekternal. Jelaslah bahwa infomasi analisi pekerjaan sangat bermamfaat dan dapat di aplikasikan untk berbagai keperluan dan kepentingan dalam rangka manajemen SDM secara lebih efektif.

D. Rancang Bangun Pekerjaan
            Alasan yang mendasar mengapa penting pemahaman segi rancang bangun pekerjaan secara tepat ialah bahwa pekejaanlah yang menhubungkan pekerja dengan organisasi. Pekerjaan yang harus dilakukanlah yang menjadikan factor penyebab mengapa organisasi membutuhkan pekeja.
             Dalam melakukan rancang bangun pekejaan ada tiga hal yang perlu di perhatikna,
1.       Rancang bangun pekejaan harus mencerminkan usaha pemenuhan tuntutan lingkungan, organisasional dan keprilakuan terhadap pekerjaan yang dirancang bangun itu.
2.       Mempertimbangkan tiga jenis tuntutan tersebut
3.       Tingkat produktivitas dan kepuasan para pelaksana harus mampu berperan sebagai unpan balik. Artinya, secara umum dapat dikatakan bahwa rancang bangun pekerjaan yang baik dan tepat akan berakibat pada tingkat produktivitas dan kepuasan yang tinggi[6]

F. Unsur-Unsur Rancang Bangun Pekerjaan
            Rancang bangun pekerjaan yang dibangun dengan baikdan tepat harus mempertimbangkan berbagai ketentuan, yaitu tuntutan lingkungan, organisasional dan keprilakuan. Factor tiga itu pulalah yang dimaksud unsure-unsur rancang bangun pekerjaan.
  1. Unsur organisasional. Sesungguhnya seluruh organisasional dari seluruh rancang bangun pekerjaan berabgkat dari dan bermuara pada efisien kerja. Wahana utamanya adalah pendekatan yang mekanistik, dikatakan demikian karna peningkatan efisiensi kerja yang di jadikan tonggak sejarah dalam memahmi manajemen sebagai disiplin ilmu-ilmu sosial.
  2. Unsur lingkungan. Suatu kenyatan yang tak dapat di sangkal adalah bahwa apa yang mungkin dan yang tidak mungkin dilakukan oleh suatu organisasi ditentukan pula oleh kondisi lingkungan dengan mana suatu organisasi pasti berinteraksi. Telah umum diketahui bahwa memperoduksi barang atau jasa dewasa ini pemamfaatan teknologi canggih sering dirasakan sebagai tekanan yang kuat. Mungkin tepat jika dikatakan bahwa tekanan tersebut lebih kuat dinegara –negara industri yang sudah maju[7].
  3. Unsur keprilakuan. Harus ditekankan bahwa rancang bangun pekerjaan tidak boleh dikaitkan semata-mata dengan efisiensi kerja saja. Meskipun tidak dapat di pungkiri bahwa orientasi efisiensi, efektifitas dan produktivitas sangat penting, kekaryaan seseorang tidak bisa tidak harus turut pula di perhitungkan, bahkan harus ditempatkan pada pringkat yang lebih tinggi di bandingkan dengan perhitungan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kejaa. Artinya, titik tolak berfikir dari rancang bangun pekerjaan haruslah peningkatan mutu kehidupan berkarya sesuai dengan harkat dan martabat manusia.

G. Teknik Rancang Bangun Kembali Pekerjaan
            Dewasa ini pada umumnya dikaitkan dengan konsep peningkatan kehidupan seseorang , konsep tersebut, yang berngkat dari penghargaan atas harkat dan martabat manusia, merupakan dasar bagi rancang bangun pekerjaan. Akan tetapi kenyataan menunjukan bahwa organisasi selalu berubah karna antara lain lingkungan dimana organisasi bergerak juga selalu mengalami perubahan pula.
            Perubahan tersebut sering menuntut rancang bangun kembali berbagai pekerjaan dalam organisasi. Rancang bangun kembali berbagai pekerjaan dimaksudkan agar para pekerja pelaksananya tidak mengalami kebosanan yang apabila berlangsung lama, dapat beakibat negative pada kehidupan kekaryaan sesorang seperti apatisme, ketidak pedulian, motipasi yang rendah, keluhan, kesalahan dalam pelaksanaan dalam pekerjaan dan bahkan juga timbulnya keinginan behenti sebagai pekerja di organisasi yang bersangkutan. Untuk mencegah terjadinya hal-hal negatif itu,para perancang bangun pekerjaan perlu memiliki ketajaman pandangan dan kemampuan analitik yang tinggi sehingga dengan cepat dan akurat dapat mendeteksi keadaan yang mungkin menuntut dilakukannya rancang bangun pekerjaan baru.
            Dalam merancang bangun kembali pekerjaan, pertanyaan yang perlu diketengahkan oleh para perancang adalah “dengan memperhitungkan kemampuan para pekerja, apakah pekerjaan yang di lakukan terlalu rumit atau terlalu mudah?” jika di dasarkan analisi yang mendalam ditemukan bahwa pekejaan yang ada ternyata terlalu rumit, para perancang bangun pekrjaan mungkin pelu melakukan penyederhanaan pekerjaan. Salah satu cara penyederhanaan kerja ialah dengan membagi tugas penyelesaian suatu tugas pekerjaan kepada beberapa orang. Akan tetapi dalam penyederhanaan pekerjaan harus dijaga jangan sampai pekerjaan yang harus diselesaikan begitu mudahnya sehungga tidak lagi menantang bagi para pekerja[8].
            Untuk mengatasi situasi demikian, tiga teknik dapat digunakan:
1. Dengan rotasi tugas. Melakukan rotasi tugas berarti memindahkan pekerjaan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain tanpa berubahnya jenjang kepangkatan atau jabatan yang bersangkutan. Artinya, dalam rotasi tugas pekejaan seseorang tetap sejenis. Dengan apa yang dikerjakannya selama ini, hanya manusianya dipindahkan.meskipun seseorang sifat pekerjaannya tidak tidak berubah, tapi akan ada pebedaan tuntutan yang baru itu.
            Namun penting untuk mencatat bahwa rotasi tugas mempunyai keterbatasan pula dalam meningkatkan mutu kekaryaan seseorang karena isi kegiatan dan kaitan antara tugas, aktifitas dan sasaran yang ingin dicapai tidak berubah. Berarti penggunaan teknik ini haya dapat di benarkan apabila keuntngan yang akan diperoleh, baik bagi pekerja yang bersangkutan maupun organisasi, diyakini lebih besar dari situasi yang ditimbulkan oleh keterbatasannya.
2. Perluasan tugas. Makna teknik ini adalah betambahnya “isi”suatu tugas yang pada gilirannya membuat aktivitas dalam penyelesaian suatu pekerjaan semakin bervariasi. Seorang manajer bertanggung jawa pada bawahannya untuk menggunakan metode yang baik dalm mengembangkan bawahannya, mereka mengetahui hasil kerja yang baik akan mengahsilkan produk yang baik. Alat yang penting dalam pengembangan manusia adalah penilaian. Dengan ini kebutuhan pegawai teridentivikasi dan atasan mengetahui kinerja bawahanya[9]. Dua jenis mamfaat yang dapat diperoleh dengan penggunaan teknik ini adalah:
a.       Timbulnya kebosaan dapat dicegah
b.      Mutu hasil pekerjaan meningkat
3. Memperkaya pekerjaan. Maksudnya ialah bahwa  para pekerja diberikan keleluasaan dan tanggung jawab yang lebih besar dalam merencanakan kegiatannya, otonomi yang lebih besar dalam penyelesaian pekerjaan dan kesempatan yang lebih luas untuk mengendalikan diri sendiri dalam melakukan berbagai aktivitas berkarya. Biasanya penggunaan tenik ini  berakabitnya pada meningkatnya motivasi kerja serta memperbesar rasa percaya pada diri sendiri dikalangan para pekerja.dalm pemasran bagai mana cara menghilangkan spesialisasi yang ekstrim dengan kemungkinan untuk menghilangkan pekejaan yang monoton[10].





Kesimpulan

A. Kesimpulan
            Dari pembahasan dimuka kiranya terlihat dengan jelas bahwa rancang bangun pekerjaan merupakan salah satu komponen penting dalam manajemen sumberdaya manusia dan oleh karenanya harus di lakukan dengan bermodalkan pengetahuan spesialistik yang tinggi dikalangan para pejabat dan petugas dibidang pengelolaan sumberdaya manusia dalam setiap organisasi.


B. Saran
            Dalam suatu organisasi perlu penganalisaan rancang bangun pekerjaan, agar dalm pekerjaan mencapai hasil yang baik dan bagus dalam meningkatkan produktivitas.


[1] Soedjadi, Analisis Manajemen Moderen, (Jakarta: Haji Massagung, 1993) hal 107
[2] Sondang P.Siagian,ManajemenSumberdaya Manusia, (Jakarta: Buni Aksara, 2002) hal 76-80
[3] Sondang P.Siagian, ibit, hal 83
[4] Anwar Prabumangkunegara, Manajemen SDM Perusahaan, (Bandung: PT. Rosda, 2007) hal 43
[5] Benjamin, Manajemen Produk dan Organisasi, (Jakarta: Erlaangga, 1997) hal 48
[6] Sondang P.Siagian,op cit, hal 92
[7] Charles H. Kepner, Manajemen yang Rasional, (Jakarta: Erlangga, 1997) hal 83
[8] Anwar Prabumangkunegara,op cit,  hal 77
[9] Amin Wijajjatunggal, Manajemen, (Jakarta: Rinela Cipta, 2002) hal 260
[10] Benjamin, Op cit, hal 48

Tidak ada komentar:

Posting Komentar