PENDAHULUAN
Rakyat Indonesia yang sebagian besar beragama islam, tidak
banyak mengetahui akan ajaran islam tentang pekerjaan dibidang kewirausahaan
atau bisnis. Pernah Rasulullah Saw. ditanya oleh para sahabat, pekerjaan
apakah yang paling baik ya Rasulullah? Rasulullah menjawab, seorang bekeja
dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang bersih. (HR. Al-Bazzar).
Jual beli yang bersih berarti sebagian dari kegiatan profesi kewirausahaan atau
bisnis. Selain itu ulama telah sepakat mengenai kebaikan pekerjaan dagang
kewirausahaan (jual beli), sebagai perkara yang telah dipraktekkan sejak zaman
Nabi hingga masa kini. Dalam hadits lain Rasulullah bersabda, Pedagang
yang jujur lagi terpercaya adalah bersama-sama para Nabi, orang Shodiqin, dan para
Syuhada. (HR.Tirmidzi dan Hakim)
Seiring perubahan zaman yang semakin berkembang diikuti juga sulitnya kita menyambung hidup dalam menapang roda ekonomi. Dalam perkembangan kehidupan bermasyarakat akan selalu diikuti oleh tiga hal perkembangan yaitu: kebutuhan hidup, ekonomi dan kependudukan.
Seiring perubahan zaman yang semakin berkembang diikuti juga sulitnya kita menyambung hidup dalam menapang roda ekonomi. Dalam perkembangan kehidupan bermasyarakat akan selalu diikuti oleh tiga hal perkembangan yaitu: kebutuhan hidup, ekonomi dan kependudukan.
Kehiduapan semakin berkembang seiring pola-pola kehidupan
manusia yang juga berubah. Pertumbuhan ekonomi diikuti pertumbuhan kelompok
pekerja dan kelompok jabatan. Lajunya pertumbuhan penduduk juga memebentuk
pola-pola kehidupan manusia baru. Pada hakikatnya manusia
merupakan individu-individu yang ingin berkembang dan mempunyai cita-cita ingin
dapat hidup bahagia serta berkecukupan. Yang jadi pertanyaan bagaimana cara
individu-individu tersebut untuk mengembangkan cita-citanya tersebut?
Jawabannya, dengan mengembangkan potensi diri yang dimiliki dengan
berwirausaha.
Karena pada umumnya manusia wirausaha adalah orang yang memiliki potensi untuk berprestasi. Manusia wirausaha akan mampu menolong dirinya sendiri dalam mengatasi permasalah hidup. Dengan kekuatan yang ada pada dirinya, manusia wirausaha mampu berusaha untuk memenuhi setiap kebutuhan hidupnya.
Karena pada umumnya manusia wirausaha adalah orang yang memiliki potensi untuk berprestasi. Manusia wirausaha akan mampu menolong dirinya sendiri dalam mengatasi permasalah hidup. Dengan kekuatan yang ada pada dirinya, manusia wirausaha mampu berusaha untuk memenuhi setiap kebutuhan hidupnya.
Dari sinilah dimulai cara pola pikir kita diuji bagaiman
memotifasi diri kita untuk bisa berwirausaha. Sebagai manusia interpreneur
untuk menciptakan mental berwirausaha harus ada keinginan dan kemauan yang
kuat. Dari sinilah apa yang pas atau cocok yang sesuai dengan potensi kita
untuk membuka suatu usaha, ada kaitannya dengan pembahasan makalah ini sebagai
wirausahaan kita harus berpikir ke depan dalam kemajuan usaha kita nanti yaitu
kita memiliki ide dan peluang bagaimana proses pembentukan usaha saat berjalan,
apakah berkompeten atau tidak.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Wirausaha
Istilah wirausaha berasal dari
entrepreneur (Bahasa Perancis) yang diterjemahkan dalam bahasa inggris. Pengertian
wirausaha menurut Joseph Schumpeter adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi
yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan
bentuk organisasi baru atau pengahan bahan baku baru.
Menurut Peter F. Drucker kewirausahaan
adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda[1]. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi
bisnis yang baru ataupun bisa pula dilakukan dalam organisas bisnis yang sudah
ada. Jiwa kewirausahaan mendorong orang untuk mendirikan dan mengelolah usaha
secara fropesional . Hendaknya minat tersebut diikuti dengan perencanaan dan
perhitungan yang matang.
B.
Unsur Wirausaha
Unsur wirausaha mencakup beberapa unsur
penting yang satu dengan yang lain saling terkait, bersinergis, dan tidak terlepas
satu sama lain, yaitu:
1. Unsur daya pikir (kognitif).
2. Unsur keterampilan (psikomotorik).
3. Unsur sikap mental (afektif).
4. Unsur kewaspadaan atau intuisi.
Dengan adanya unsur tersebut seorang
yang memiliki jiwa kewirausahaan akan termotipasi dengan mengemukakan fikiran
baru dan kreatif. Satu unsur dengan unsur yang lainsaling berkaitan sehingga
membentuk kolaborasi yang saling membutuhkan, unsur daya bisa berupa
pengetahuan, ide dll. Tentu berkaitan erat dengan keterampilan, keterampilan
itu ada berasal dari ide-ide yang ada. Untuk mengembangkan usaha tersebut maka
dibutuhkan sikap mental yang positif agar tujuan yang dicapai memenuhi sasaran.
C.
Ide Dalam Kewirausahaan
Dengan membuka usaha atau berwirausaha,
harga diri seseorang tidak turun tetapi sebaliknya meningkat, dari sisi
penghasilan memiliki usaha sendiri jelas dapat memberikan penghasilan yang
lebih baik dibandingkan menjadi pegawai. Biasanya para wirausaha
selalu memiliki ide yang begitu banyak untuk menjalankan kegiatan usahanya.
Telinga, mulut, dan mata selalu meberikan inspirasi untuk menangkap setiap
peluang yang ada, terpikir melihat atau mendengar sesuatu selalu menjadi ide
untuk dijual. Motifasi untuk maju dan semakin besar akan selalu melekat dalam
hati seorang pangusaha.
Menemukan ide bisnis merupakan anugrah
yang tidak terhingga karena dalam realitasnya tidak gampang menemukan ide
bisnis. Namun jika ide hanya sebatas bayang-bayang, maka tetap tidak akan bisa
merealisasikannya dalam bisnis yang nyata. Terkadang ide yang tidak kita
realisir justru sudah dicoba lebih dahulu oleh orang lain. Dalam konteks ini,
sebenarnya untuk membuat bisnis atau usaha memang dibutuhkan ide, hanya saja
karena kita kaya ide, namun miskin keberanian untuk mencobanya, maka yang
berkembang adalah idenya, sedang bisnisnya nol.
Itulah modal awal kita yaitu keberanian dalam memulai berwirausaha. Dengan keberanian kita dapat berpikir luas sehingga kalau sudah terpikir akan ada rintangan yang menghadang dengan keberaniaan itu rintangan tersebut akan dirubah menjadi suatu tantangan dalam berwirausaha dan akhirnya terbentuklah jiwa interpreneur.
Itulah modal awal kita yaitu keberanian dalam memulai berwirausaha. Dengan keberanian kita dapat berpikir luas sehingga kalau sudah terpikir akan ada rintangan yang menghadang dengan keberaniaan itu rintangan tersebut akan dirubah menjadi suatu tantangan dalam berwirausaha dan akhirnya terbentuklah jiwa interpreneur.
D.
Etika Kewirausahaan
Suatu kegiatan haruslah dilakukan dengan
etika atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat bisnis. Etika atau norma
ini dilakukan agar para pengusaha tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan
dan usaha yang dilaksanakan mendapat simpati dari masyarakat dan berbagai
pihak.
Etika adalah tata cara yang berhubungan
dengan manusia lainnya. Tata cara pada masing-masing masyarakat memiliki
perbedaan yang signifikan. Hal ini disebabkan karena beragamnya budaya yang
terdapat dimasyarakat yang berasal dari berbagai wilayah.
Oleh karena itu, dalam etika itu perlu
ada aturan yang mengaturnya. Adapun ketentuan yang diatur dalam etika wirausaha
secara umum adalah sebagi berikut:
1. Sikap atau prilaku wirausaha harus sesuai dengan norma
masyarakat di suatu wilayah tertentu.
2. Penempilan seorang
pengusaha wirausaha harus sopan, terutama dalam acara tertentu di masyarakat.
3. Berbicara seorang pengusaha kewirausahaan mencerminkan usaha
yang dipimpinnya.
4. Gerak-gerik atau prilaku pengusaha dapat menjadi cerminan
banyak orang, kiranya dapat menjaga gerak-geriknya[2].
Kemudian etika yang harus ada dalam jiwa
pengusaha kewirausahaan adaalah sebagai berikut:
1. Tingkat kejujuran.
2. Bertanggung jawab.
3. Tindak ingkar janji.
4. Disiplin dan tepat waktu.
5. Taat hukum dan suka membantu.
6. Mempunyai komitmen, menghormati dan meraih prestasi.
7. Murah senyum, lemah lembut dan selalu ramah.
8. Ceria dan pandai bergaul.
9. Rasa memiliki perusahaan yang tinggi.
E.
Ciri-Ciri Kewirausahaan yang Berhasil
Berwirausaha tidak selalu memberikan
hasil yang seperti diharapkan. Tidak sedikit pengusaha yang mengalami kerugian
dan mengalami bangkrut. Namun banyak juga wira usaha yang berhasil dalam
bidangnya, bahkan banyak pengusaha yang sebelumnya hidup dengan sederhana tetapi sekarang sukses
dengan ketekunannya. Berikut ini beberapa ciri kewirausaan yang dikatakan
berhasil:
1. Memiliki visi dan tuuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk
menebak kemanatujuan yang ingin dilakukan.
2. Inisiatif dan proaktif. Ini adalah hal yang mendasar bahwa
pengusaha tidak menunggu sesuatu terjadi tetapi harus segera me mulai dan
mencari peluang.
3. Berorientasi pada prestasi. Seorang pengusaha tidak merasa
puas dengan hasil yang di capainya, dia selalu mengusahakan yang terbaik dari
yang baik sebelumnya.
4. Berani mengambil resiko. Ini adalah sifat yang harus dimiliki
seorang wirausaha, kapan dan dimana saja berada.
5. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas karena waktu,
dimana ada peluang disitu ia datang.
6. Bertanggung jawab dan punya komitmen. Segala kegiatan yang di
lakukan pengusaha harus punya tanggung jawab, setelah tugas itu dilaksanakan
juga harus punya komitmen agar yang dilakukan tepat sasaran.
7. Punya lerasi yang baik dengan banyak orang. Ini bertujuan
untuk membentuk jaringan usaha yang lebih laus
lagi[3].
F.
Kewirausahaan Dalam Islam
Untuk meraih kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat,
Islam tidak hanya mengajarkan kepada pemeluknya untuk beribadah, tapi juga
sangat mendorong umatnya untuk bekerja keras, kendati demikian bukan berarti
tanpa kendali. Antara iman dan amal harus ada interaksi. Artinya, betapapun
kerasnya usaha yang dilakukan, harus selalu dalam bingkai hukum Islam. Dan
salah satu kerja keras yang didorong Islam adalah berwirausaha. Kata wirausaha
dalam istilah asingnya dikenal sebagai enterpreneur.
Dalam literatur ke Islaman, sosok Nabi Muhammad SAW
adalah sebuah pribadi yang seluruh dimensi kehidupannya dikupas dan dikaji
secara intensif dan mendalam baik oleh sejarawan Islam maupun oleh tokoh-tokoh
di luar pemikir Islam. Akan tetapi kepeloporan dan ketokohan Nabi Muhammad SAW
di dunia wirausaha, kreatifitasnya di dunia bisnis serta suksesnya sebagai
trader dalam usia 40 tahun selalu luput dari kajian dan sentuhan yang mendalam.
Dalam dunia moderen, kewirausahaan/enterpreneurship baru muncul di akhir tahun
tujuh puluhan dan berkembang serta mulai diajarkan di kampus-kampus Amerika,
Eropa, Jepang, Korea dan Australia. Sementara dunia Islam (khusunya Indonesia)
bergelut dengan politik, dan sibuk dalam kajian-kajian fiqih dan tasauf
sehingga tidak mengherankan kalau kemudian ketokohan Nabi SAW dibidang
wirausaha lepas dari pengamatan.
Salah satu yang menarik dari kajian David Moors tentang
kewirausahaan dalam bukunya The Enterprising, mengungkapkan bahwa ciri-ciri wirausaha
adalah mengenai personality dan pelaku wirausaha itu sendiri, disamping
lingkungan yang mendukungnya, juga tugas-tugas yang diemban oleh seorang
wirausaha dan karir yang bisa dicapainya. Lebih lanjut katanya, Personality
atau kepribadian seorang wirausaha adalah sikap yang didapatkannya sejak masa
kecil yaitu sikap merdeka, bebas dan percaya diri. Ketiga sikap ini sangat
dipengaruhi oleh lingkungan kedua orang tua dimana peran ibu yang begitu penuh
dedikasi terhadap perkembangan anaknya sangat berpengaruh. Pengaruh dari kedua
orang tua juga bisa sangat menunjang atau bahkan merusak salah satu atau ketiga
unsur kepribadian wirausaha seorang anak.
Viktor Kiam, seorang pakar enterpreneur, sama berkomentar
bahwa jiwa enterpreneur/wirausaha perlu diberikan kepada anak sejak dibangku
sekolah, karena filosofi kewirausahaan dapat melatih anak lebih mandiri, jeli
melihat peluang, sehingga punya daya cipta yang lebih kreatif. Dalam konteks
Islam, Nabi Muhammad SAW adalah wirausahawan sejati yang memiliki kemerdekaan,
kebebasan dan memupuk kepercayaan pada diri sendiri melalui pengalaman yang
menyenangkan ketika hidup di pedalaman dalam asuhan ibu susuannya-Halimah, dan
masa pahit dan penuh kepedihan karena terlahir sebagai seorang yatim dan
ditinggal ibunya-Aminah ketika ia baru berusia enam tahun. Muhammad kemudian
dibesarkan oleh kakeknya yang juga tidak begitu lama bersamanya. Abu Thalib,
pakcik kandungnyalah kemudian mengambil alih pengasuhan atas Muhammad yang
masih berusia kurang dari 9 tahun. Dan inilah modal psikologis yang paling
kokoh sebagai landasan sikap, dan prilaku wirausahawan beliau dikemudian hari
dan menjadi referensi penelitian para ahli kewirausahaan, diceritakan bahwa,
Muhammad baru berusia dua belas tahun ketika pergi ke Syria berdagang bersama
Abu Thalib, pamannya. Ketika pamannya meninggal dunia, beliau tumbuh dan
berkembang sebagai wirausahawan yang mandiri dengan melakukan perdagangan
keliling di kota Makkah dengan rajin, penuh dedikasi pada usahanya.
Kecerdasan/fathonah, kejujuran/siddiq, dan kesetiaannya
memegang janji/amanah, adalah sebagai dasar etika wirausaha yang sangat
moderen. Dari sifat-sifat yang dimilikinya itulah maka berbagai pinjaman
komersial/commercial loan tersedia di kota Makkah yang pada gilirannya membuka
peluang antara Muhammad dengan pemilik modal. Salah seorang pemilik modal
terbesar ketika itu adalah seorang janda kaya bernama Khadijah, yang memberikan
tawaran suatu kemitraan berdasarkan pada sistem bagi hasil/profit sharing atau
mudharabah. Kecerdasan Muhammad sebagai seorang wirausahawan telah mendatangkan
keuntungan besar bagi Khadijah, karena tidak satupun jenis bisnis yang
ditangani Muhammad mengalami kerugian.
Lebih kurang dua puluh tahun Muhammad berkiprah sebagai
seorang wirausahawan sehingga beliau sangat dikenal di Syria, Yaman, Basra
(Iraq), Yordania dan kota-kota perdagangan di jazirah Arabia. Dalam berbagai
telaah sejarah diriwayatkan bahwa, Muhammad memulai perdagangannya pada usia
tujuh belas tahun di saat Abu Thalib menganjurkan untuk berdagang sebagai cara
melepaskan beban keluarga pakciknya dan beliau sendiri. Bagi seorang pemuda
yang jujur dan penuh idealisme untuk melakukan kerja keras dan menjalankan
perdagangan secara adil dan atas dasar suka sama suka. Dengan cara itu Muhammad
percaya bahwa kalau ia jujur, setia dan profesional, maka orang akan
mempercayainya. Inilah dasar kepribadian dan etika berwirausaha yang diletakkan
Nabi Muhammad SAW umatnya dan seluruh umat manusia[4]. Dasar-dasar
etika wirausaha yang demikian itu pula kemudian yang menyebabkan pengaruh Islam
berkembang pesat sampai kepelosok bumi.
Dari sudut pandang ekonomi , ajaran dan keteladanan yang
ditinggalkan Nabi Muhammad SAW semakin terasa urgensi dan relevansinya jika
kita mencitacitakan terwujudnya masyarakat yang adil dalam kemakmuran, dan
makmur dalam berkeadilan. Prinsip bisnis moderen seperti, efisiensi,
transparansi, persaingan sehat, kredibilitas, memelihara relasi melalui layanan
manusiawi, dapat ditemukan dalam etika dan prilaku bisnis Muhammad sebelum
menjadi Rasul. Etika bisnis memegang peranan sangat penting jika seseorang atau
sekelompok orang memegang peranan yang menentukan nasib bisnis lain atau
masyarakat yang lebih luas, dan mereka inilah yang disebut pemimpin atau
lapisan kepemimpinan dunia usaha. Relevansi etika bisnis dan efisiensi dapat
digambarkan secara sederhana. Jika seorang pemimpin menyalahgunakan wewenang
yang dimilikinya pasti ada yang menjadi korban, Karena wewenang yang dimiliki
bersifat publik, maka rakyatlah yang dirugikan, yang pada gilirannya akan
meningkatkan biaya ekonomi yang tinggi. Dalam kurun waktu sebelum diangkat
menjadi Rasul, Muhammad telah meletakkan dasar-dasar etika, moral dan etos
kerja yang mendahului zamannya. Dasar-dasar etika wirausaha tersebut telah
mendapat legitimasi keagamaan setelah beliau diangkat menjadi Rasul.
Prinsip-prinsip etika bisnis wirausaha yang diwariskan beliau dan Islam semakin
mendapat pembenaran akademis.
Sayangnya, umat Islam Indonesia sepertinya tidak begitu
tertarik dengan berwirausaha. Umat kita lebih condong menjadi pegawai negri.
Akibatnya, sebagai umat mayoritas, kita jauh tertinggal dari umat lain dan
menjadi bulan-bulanan dalam bisnis dan sebagai penonton dari kesuksesan
wirausaha umat lain. Dari sudut pandang ekonomi, era global ditandai dengan
aktivitas ekonomi baru, yakni perdagangan bebas dan pasar global. Berbagai
kawasan dunia akan menajdi pasar dagang dan lahan investasi international secara
bebas dan terbuka. Karenanya setiap individu umat Islam harus mulai berpikir
dan berinteraksi dengan individu atau kelompok untuk berwirausaha dan menjalin
kerjasama dalam bentuk kemitraan maupun persaingan sebagaimana saudara-saudara
kita dari suku China yang telah sukses dan pengendali wirausaha di negri ini.Rasulullah
SAW bersabda,
Tiada seorang yang makan makanan yang lebih
baik dari makanan dari hasil usahanya sendiri (wirausaha). Sesunggunya Nabi
Allah Daud, itupun makan dari hasil usahanya sendiri (wirausaha). H.R. Bukhari.
G.
Anjuran Berwira Usaha Dalam Islam
Dalam islam ada beberapa usaha yang di anjurkan untuk
berwirausaha, yang beberapa dari wira usaha ini ada dalam lingkungan hidup kita
sekarang.
1. Pertanian
HR. Bukhori: Tiada seorang muslim yang menabur benih atau menanam tanaman,lalu seekor burung seorang manusia atau seekor hewan ikut makan dari sebagian dari hasil tanamannya, melainkan akan dinilai sebagai sedekah baginya.
HR. Bukhori: Tiada seorang muslim yang menabur benih atau menanam tanaman,lalu seekor burung seorang manusia atau seekor hewan ikut makan dari sebagian dari hasil tanamannya, melainkan akan dinilai sebagai sedekah baginya.
2.
Perkebunan
Sektor agrobisnis yang kedua adalah perkebunan, ada tiga kategori
dalam sektor perkebunan ini yaitu perkebunan buah, bunga atau tanaman hias,
obat-obatan, bahkan perkebunan murbei untuk ulat sutra bisa dilakukan.
Buah-buahan merupakan salah satu unsur makanan yang selalu
dibutuhkan orang, dikonsumsi untuk memenuhi standar gizi. Hampir setiap orang
baik masyarakat kecil maupun kalangan elit, selalu memerlukan buah untuk
pelengkap makanan pokok.
3.
Peternakan
Usaha dibidang peternakan penuh dengan dinamika dan penuh
dengan tantangan sehingga perlu penanganan khusus, karena yang dihadapi adalah
makhluk hidup yang bergerak dan tentu mempunyai kekhasan masing-masing.
Dalam Al Qur'an banyak ditemukan ayat-ayat yang
mengisyarakatkan umat islam untuk beternak yaitu dalam surat Thoha: 54:
Artinya:
Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian
itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.
4.
Perikanan
Kebutuhan protein dalam tubuh manusia salah satunya dapat
terpenuhi dengan mengkonsumsi ikan. Kandungan protein yang cukup tinggi
menjadikan ikan sebagai pilihan utama menu makanan sehari-hari bagi masyarakat.
Dalam ayat Al Qur'an mengisyaratkan agar umat islam menggali
dan memanfaatkan lautan, untuk memperoleh rizki darinya, sebagaimana firman
Allah dalam Al Qur'an Surat An-Nahl: 14:
Artinya: Dan Dia-lah, Allah yang
menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang
segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai;
dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan)
dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Wirausaha adalah salah satu sikap yang mulai sekarang
harus diterapkan kepada generasi muda indonesia. Berwirausaha mendataangkan
kecerdasan dan menciptakan banyak peluang untuk lebih maju dan mengembangkan
bangsa ini ke arah yang lebih maju dan baik. Berwirausaha bukan saja
menciptakan berbagai kegiatan bisnis yang hanya mencari berbagai keuntungan,
tetapi berwirausaha yang sesuai dengan norma agama, norma masayarakat dan punya
etika dan sikap kepribadian wirausaha yang baik akan mendatang kesuksesan yang
besar dalam pembangunan bangsa.
Salah satu etika dasar wirausaha dalam islam adalah
punya kejujuran, cerdas dan amanah. Itulah yang diterapkan oleh nabi muhammad
SAW yang menjadi panutan bagi kita semua. Degan kecerdasan kita bisa
menciptakan peluang yang banyak, kemudian melakukan kegiatan bisnis itu dengan
penuh kejujuran yang di ikuti degnan prilaku amanah.
Dengan cara itu, yang telah diterapkan oleh nabi, nabi sendiri meyakini bahwa dengan
kepribadian yang jujur, setia dan propesional akan menjadi wirausahaan yang
baik dan berhasil serta disenangi banyak orang.
B.
Saran
Kewirausaahaan adalah kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru untuk kesuksesan kita, maka ciptakanlah sesuatu itu sesuatu
yang belum pernah dilakukan banyak orang. Menyesallah jika kita belum dapat
membuat sesuatu yang baru yang belum dilakukan banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA
Alma Bukhari, 2009, Kewirausahaan, Bandung: Alfabeta
Kasmer, 2007, Kewirausaan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
sangat bermanfaat :) semangat jadi muslimpreneur. doakan ya acara entrepreneur lokal ku sukses dan bermanfaat .
BalasHapus