Pembahasan
A.Masyarakat Tradisional
seiring Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang mengalami
pergeseran ciri-ciri lokalnya dengan melebarnya batas-batas interaksi dan ilmu
pengetahuan lainnya dan masih menggunakan alat-alat teknologi yang yang
sederhana, fola pemikiran mereka belum dipengaruhi bentuk teknologi canggih
dengan system pendidikan di sekolah-sekolah. Hal ini dapat dijumpai pada
daerah-daerah pedalaman di Indonesia.
Mereka menggunakan dongeng sebagai sarana penting untuk menjelaskan eksistensi
dan intensitas diri serta kelompok sosialnya. Dongeng tidak saja sebagai
pengetahuan tentang dunia dan mengungkapkan gagasan atau ide-ide dan
nilai-nila, melainkan memahamkan dunia kepada orang lain dan mewariskan
nilai-nilai tersebut ssecara turun-temurun
ke generasi-generasi.
Intensitas sosial
yang makin meningkat menimbulkan perubahan bentuk kewajiban sosial antara
anggota masyarakat. Meskipun kepemimpinan lokal masih penting dan masih di
pakai dalam hubungan dengan dunia luar
telah menyebabkan munculnya keyakinan tentang sesuatu hal dan sprenatural.
Dalam hal ini diperlukan komunikasi, karna komunikasi berperan besar dalam
proses transisi masyarakat tradisional menjadi transisi.
Masyarakt
tradisional sebenarnya telah mengalami shock cultural setelah mengenal hal-hal
baru dari luar komunikasinya. Ini dapat disaksian pada pemberian nama anak yang
sudah lepas dari budaya lokalnya, cara berpakaian dan penggunaan bahasa. Ini
ada upaya untuk mengiterpretasikan diri dengan masyarakat lain yang dianggapma
maju, sehingga ikatan-ikatan tradisional mengalammi perubahan bebas kontrol,
sehingga ikatan-ikatan tradisional dan lembaga-lembaga adapt mulai melemah
karna mulai diganti oleh kebebasan untuk memilih dan mengambil keputusan
secaara individu.[1]
Cirri-ciri masyarakat tradisional adalah
sebagai berikut:
ü Tingkat perkembangan iptek renddah sehingga
produksi barang dan jasa juga rendah.
ü Jumlah anggota relative kecil.
ü Tingginya buta hurup.
ü Pembagian kerja dan spekulasi sederhana.
ü Sedikit sekali diperensiasi sosial.
ü Tidak
banyak beorganisasi dalam kebudayaan.
ü Memiliki
orde atau aturan yang sama.
ü Hidup terpisah jauh dari keramaian.
ü Kehidupan sosial besipat statis.
ü Kehhidupan lebih cenderung tertutup dan
bergantung pada alam dan nasiib.
ü Takut dengan hal-hal baru yang belum mereka
kenal.
ü Percaya
kapada tahayul atau hal yang
berbau mistik.
Dengan adanya ciri-ciri itu dapat membedakan antara satu karakter manusia yang
hidup dalam suatu masyarakat yang tidak di punyai oleh masarakat yang tidak
termasuk kedalam masyarakt tradisional.[2]
B. Masyarakat Transis
Masyarakt transisi adalah
masyarakat yang mengalami perkembangan dari situasi yang awalnya tradisional
dan secara berangsur-angsur sudah mulai mengalami perkembamgan kehidupan baik
dalam tatanan sosial maupun struktur sosial. Dalam masyarakat terjadi yang
namanya proses dinamis sehingga dapat di katakana masyarakt tidak bisa di
mengerti. Perubahan ini di sebabkan adanya keinginan dari setiap individu
ataupun sekelompok orang yang ingin berubah dan telah mngalami perkembangan
pemikiran kearah yang lebih baik. Perubahan itu bisa dilihat dari struktur
sosialnya, sikap dan prilaku serta cara pandang mereka dalam menapsirkan
sesuatu. Kehidupan mereka belum dikatakan modern tapi khidupan mereka mangarah
ke pada modern, bukan tidak mungkin bila suatu saat mereka mengalami kehidupan
moderen. Dari segi pembangunan, masyarakat ini belum mempunyai banyak
gedung-gedung mewah seperti masyarakat modern dan mal-mal tempat rekreasi belum
begitu banyak, yang mengalami perubahan di bentuk bangunan pemerintahannya saja
dan pada tempat umumnya hanya sebagian kecil,tapi dari pusat perdagangan
masyarakat ini sudah mampu memenuhi kebutuhan pokoknya dan mampu mengadakan
hubungan perdagangan dengan daerah lain untuk memasok makanan atau kebutuhan
guna memenuhi kehidupan mereka.
Setiap masarakat
mempunyai kebudayaan tersendiri, kebudayaan masyarakat transisi sudah mulai
berkembang, mereka sudah berangsur-angsur meninggalkan kepercayaan yang di
pegang oleh nenek moyang mereka yang menyembah sesuatu yang tidak rasional,
mereka sudah mulai tidak percaya kepada mitosbahkan kebudayaan yang bersipat
seni mereka lestarikan dan jika perlu mereka memperkenalakan kedaerah lain agar
mereka mempunyai identitas diri. Di samping itu masyarakat ini peka dan terbuka
sekali terhadap hal-hal baru.[3]
Ciri-ciri
masyarakat transisi adalah:
ü Kehidupan masyaraktnya sudah berubah dari
situasi yang tadinya tradisional
ü Sudah mengenal pembangunan
ü Alat yang di pakai dalam kehidupan sehari-hari
sudah agak berjual beli mahal
ü Kebudayaanya sudah baru
ü Sudah mengenal kesejahteraan hidup
ü Struk sosialnya mengalami perobahan
ü Daya fakir individu yang mengarah pada tujuan
hidup yang sejahtera
ü Jalur akses perdagangan dan jalan wilayah
mereka sudah akses cepat
ü Dalm pemenuhan kebutuhan dan kehidupan mereka
tidak dikatakan kuno lagi.
C. Masyarakat Modern
masyarakat modern adalah masyarakat yang menempatkan
mesin dan teknologi pada posisi yang sangat penting dalam kehidupannya sehingga
mempengaruhi ritme kehidupan dan norma-norma. Hubungan antar orang telah
digantikan dengan kehadiran media dan barang-barang elektronik. Dalam sebuah
keluarga modern, bisa jadi anak bukan merupakan pewaris tradisi keluarganya,
tetapi dia mewakili tradisi yang jauh lebih besar yang datang dari negara maju,
seperti Amerika atau Jepang. Hal itu terjadi karena pusat pembentukan karakter
dan orientasi anak tidak lagi pada orang tua, tetapi pada pusat-pusat kekuasaan
baru yang mengendalikan sistem sosial dan moral, seperti televisi, internet,
dan handphone.
Disuatu tempat di mana penduduknya
berasal dari daerah-daerah yang Di kawasan perkotaan, masyarakat modern
bercorak multietnis. Mereka mengalami problematika dalam interaksi sosial
karena bermukim berbeda. Tiap-tiap orang memiliki masa lalu yang berbeda-beda
dan ikatan-ikatan tradisional cenderung tidak berlaku karena pengalaman
tradisional antar etnis tidak dapat dikomunikasikan. Dengan demikian,
masyarakat modern membutuhkan simbol universal dari tata nilai yang pernah
diimajinasikan bersama.[4]
Ciri-ciri masyarakat moderen adalah:
ü Hubungan antar manusia dilakukan atas
kepetingan bersama.
ü Hubungan dengan masyarakat dilakukan secara
terbuka dan saling mempengaruhi.
ü Percaya kepada iptek yang membawa kesejahteraan
masyarakat.
ü Masyarakat digolongkan menurut propesi dan
keahlian.
ü Tingkat pendidikan tinggi dan merata.
ü Hokum yang berlaku adalah hokum yang tertulis.
ü Ekonomi yang di gunakan adalah ekonomi pasar
dengan menggunakan uang sebagai alat
tukarnya.[5]
Pembangunan pada masyarakat modern sudah berdiri bangunan
mewah yang serba dilengkapi dengan kemudahan kebutuhan dan pasilitas. Gedung-gedung
rekreasi sudah menjadi moderen dalam kehidupan sehari-hari yang membudaya pada
masyarakat yang luas dan kehidupan mereka yang disekitar mereka dihadiri dengan
kemewahan dan barang-barang yang serba
butuh keahlian untuk memakainya.
PENUTUP
A. Kesipulan
Masyarakat tradisional yang masih
berpegang pada kondisi lamanya dan masyarakat transisi masyarakat yang menglami
perkembangan dalam status sosial dan struktur sosialnya yang mana mereka masih
mengalami perkembangan dari dari tradisional menjadi thab yang nerangsur keluar
dari tradisional. Sedangkan masyarakat modern yang meletakkan alat-alat canggih
dalam kehidupan sehari-hari mereka dan boleh dikatakan dalam setiap ruangan dan
sudut masyarakat di lengkapi alat-alat canggih yang di tuntut penggunaannya.
B.Saran
Semua yang kami tulis dalam makalah ini adalah berdasarkan
sumberyang telah ada dan kami rangkum kembali, oleh sebab itu bagi pembaca dan
dosen pembimbing kami mengharapkan kritik dan saran untuk membangun kearah yang
lebih baik di mmasa yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar