Retorika Dalam Kepemimpinan
Oleh: Muhammad Haris
R
|
etorika merupakan ilmu dasar dalam kepemimpinan, maka setiap
kepemimpinan harus punya dasar dan kemampuan beretorika, karena retorika adalah
seni berbicara, bukan saja sebuah seni tapi bagai mana seni itu bisa
berpengaruh dan mempengaruhi oranng lain, kalau dalam kepemimpinan adalah
bawahan yang ia pimpin, bisa membuat mereka giat dalam bekerja, menyegani atasannya
dan dengan pengaruh pemipin bisa mebuat yang dipimpin termotipasi dan senang dengan kehadiran pemimpin.
Kita semua adalah pemimpin, baik pemimpin dalam ruang
lingkup yang besar seperti memimpin sebuah Negara, memimpin perusahaan, memimpin usaha dan bisnis, kelurahan ,
dusun, RT dan RW, juga sebagai kepala keluarga atau pemimpin keluarga. Semua itu,
butuh komunikasi atau retorika yang baik dalam mengatur, memajukan dan
mempertahankan Negara, perusahaan dan sampai dengan keluarga, seorang pemimpin
yang dalam keluarganya sering berantem karean tidak baiknya retorika dalam
berkomunikasi yang di sampaikannya, maka pemimpin ini belum dikatakan berhasil
meski diya berhasil memimpin orang lain, keberhasilannya itu adalah
keberhasilan yang palsu, maka retorika mengantarkan kita sebagai pemimpin yang berbicara dengan
istri sebagai pelaksana rumah tangga, jika retorika dalam keluarganya benar dan
baik, berbicara sopan, santun, anggun, dan jujur dengan menyentuh hati dari
yang kita ajak berbicara maka kepemimpinan di keluarganya berhasil,
apalagi jika diya memimpin perusahaan atau masyarakt.
Banyak kita jumpai para pemimpin yang tidak ramah kepada
yang diya pimpin,suka pecat orang sebelum bagun tidur, kalau berbicara tegas
tanpa senyum, sehingga bawahannya selaku yang diya pimpin merasa tidak enak dan
nyaman, akhirnya tidak memberikan sumbangsih yang baik kepada Negara atau
perusahaan. ini menandakan retorika mereka sebagai pemimpin tidak berpengaruh
dan bahkan tidak didengarkan oleh yang diya pimpin. Maka benar apa yang
dikatakan oleh John M. Pfiffner bahwa : leadreship is the art of coordinating and
motivating individual and group to achieve the desired end (Kepemimpinan
adalah seni untuk mengkoordinasikan dan memotivasi terhadap individu atau
kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan).
Seorang pemimpin walau sudah mempunyai skills, kekuasaan
dan kewenangan kadang tidak menjamin keberhasilannya dalam mengarahkan,
memerintah dan membimbing bawahannya. Kadang bawahan menunjukkan sikap kurang
menerima dan malah mengungkit kedudukan kepemimpinannya. Hal ini disebabkan
pemimpin tersebut tidak mempunyai kewibawaan. Kewibawaan dapat ditumbuhkan
dengan jalan :
Pimpinan
harus menyesuaikan dengan kemampuan dan aspirasi bawahan.
Berusaha
mempengaruhi bawahan dengan tindakan integritas atas dasar konsensus secara
sukarela.
Memupuk
sikap dekat dengan bawahan tetapi dengan menjaga perilaku yang malah
menjatuhkan wibawa.
Pimpinan
supaya tidak terkesan rewel maka perintah selalu diberikan asalkan diberi
pengertian/diajak membicarakannya dan ditetapkan prosedur kerja yang lebih
baik.
Selain kecakapan kepemimpinan itu dalam hal
berkomunikasi seperti dikemukakan di atas, juga dalam melaksanakan fungsi
kepemimpinan itu tidaklah akan terlepas dengan melakukan komunikasi. Oleh
karena itu kedudukan dan peranan seorang pemimpin sudah termasuk di dalamnya
sebagai komunikator.Maka kemampuan kepemimpinan harus juga diikuti dengan
kemampuan komunikasi, yaitu mempunyai ethos, pathos, dan logos komunikator.
Kepemimpinan
atau Leadership merupakan fungsi manajemen atau administrasi untuk menggerakkan
organisasi dan memotivasi bawahan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan itu merupakan
seni dan proses pengarahan dan bimbingan terhadap kegiatan kerja seseorang atau
kelompok kariyawan dalam menjalankan kegiatan pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Maka disanalah fingsi retorika dalam kepemimpinan bagaimana diya
menyamapaiakn apa yang menjadi tujuan dengan memenetnya dengan baik dan
disampaiakan dengan bahasa yang baik dan menyenangkan agar orang bekerja dengan
baik dan termotivasi dengan apa yang diya lakukan, yang diya katakana dan yang
diya perintahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar