Sejarah telah mencatat bahwa
pada abad ke 21 kehidupan manusia di pengaruhi oleh arus informasi,karma abad
ke 21 memang abad informasi. Bangsa mana yang mengusai arus informasi arau
jaringan komunikasi maka bangsa itu lah yang akan maju,karma ini adalah
kekuasaan yang efektif di masa yang akan dating adalah informasi.[1]
Yang jadi persoalan adalah apa yang di lakukan orang terhadap media masa,yakni
menggunakan media masa untuk kebutuhan nya. Umumnya kita lebih tertarik bukan
kepada apa yang kita lakukan pada
media,tetapi kepada apa yang di lakukan media kepada kita. Kita ingin tahu
bukan untuk apa kita membaca surat kabar atau
menonton televise,tetapi bagai mana surat
kabar atau televise menambah pengetahuan ,merubah sikap,atau menggerakkan
prilakukan. Inilah yang di sebut Efek Komunikasi Masa.[2]
Tidak bias di
pungkiri, bahwa kehadiranmedia masa
seperti televise dan radio telah berhasil menambah pengetahuan tentang berbagai hal.
Dengan adanya media masa itu jarak dunia yang tadinya jauh menjadi semakin dekat, sehingga memudahkan manusia
untuk belajar dan mengetahui segala macam hal di dunia ini. Akan tetapi
kehadiran media masa itu, juga mengubah sikap manusia terhadap banyak hal,dan bahkan berhasil
menggerakkan prilaku manusia mengikuti pergeseran zaman yang di sebar melalui
media masa itu. Epek media masa itu biasa datang dari bendanya dan juga biasa
dari isi pesan yang di sampaikan media masa itu. Apa yang di muat di surat kabar itu ,terutama pos kota tentang tindakan kekerasan, kriminalitas
serta pelanggaran susila yang kaum remaja dan kanak-kanak, tidak dapat di
pisahkan dari pengaruh media masa itu.[3]
Dalam hal ini di
jelaskan masalh efek –efek yang yang di
timbulkan oleh kehadiran media masa baik
tu dari segi kehadiran medianya maupun isi pesan yang di sampaikan oleh media
masa.
A. Efek Kehadiran
Kehadiran media masa pada
saat ini sangat beerpengaruh besar terhadap perkembangan individu atau
masyarakat ,bahkan bukan itu saja juga pada status socialnya,kehadiran media
masa di pedesaan misalnya,menimbulkan efek social tertentu, misalnya gengsi
sisialnya menjadi naik pada rumah yang di atasnya terpancang antenna parabola
dan antenna alat komunikasi lainnya.
Efek kehadiran
media masa yang lebih serius sebenarnya
pada penjatwalan kegiatan masyarakat. Mengapa tidak dengan tersebarnya
televisi di rumah-rumah,di kantor dan di tempat umum lainnya maka kegiatan
masyarakat sepertinya diatur olehjadwal acara televisi. Kehadiran ini bahkan
pernah tergambar pada siding cabinet yang pernah di tunda karma seluruh mentri
ingin menyaksikan pertandinga tinju
Muhammad Ali di lyar televisi.
Kehadiran media
masapun juga mempuyai dua nilai, dapat bernilai baik (positif) dan bernilai
tidak baik (negatif). Kehadiran positifnya dapat memudahkan akses manusia
dengan cepat dan mudah,bukan itu saja bias memberi mamfaat kepada manusia dan
juga memberikan pesan dakwah yang dapat di sampaikan oleh media masa itu,
sedangkan kehadiran negatifnya dapat
menimbulakan tingkat sosial yang akhirnaya membawa kesombongan pada yang
memiliki media masa itu, selain itu juga dapat menyebapkan manusia malas karna
sudah asik menyaksikan acara yang ada di dalam media itu. Medium saja sudah
menjadi pesan, ia bahkan menolak isi pesan sama sekali. Yang mempengaruhi kita
bukan apa yang di sampaikan media,
tetapi jenis komunikasi yang kita pergunakan,interpersonal,media cetak atu
televise. Jadi , kehadiran media masa, terlepas dari isi pesannya sudah membawa
efek besar, terutama pada pola kehidupan masyarakat dan juga pada kebiasaan
yang terjadi di tengah masyarakat.[4]
B. Efek kognitif
Kehadiran media masa sangat
sangat sedikit berefek kognitif bila di
bandingkan dengan efek lainnya. Bila di lihat dari bendanya, media masa media masa memberikan petunjuk penting
tentang media masa, dan kita bias membedakan media masa yang satu dengan media
masa yang lain, yang bermampaat baik dan yang tidak membawa mampaat baik.bila dilihat dari isi pesan yang di
sampaikan, tergantung kepada kita yang sebagai penerima pesan,mau bernilai
positif atau negatif. Pada awalnya
sesuatu itu netral atu belum bernilai, kemudian kitalah yang memberi nilai.[5]
Pesan dakwah yang
di sampaikan media masa atau televise lebih besar pengaruh kognitfnya bila di
bandingan dengan afektif dan behaviour,. Penerangan tentang zakat, m embuat
orang mengerti dan tau (kognitif) tentang perzakatan. Tetapi, membuat mereka
menghitung-hitung harta yang wajib di zakaatkan (afektif). Dan tidak mendorong
mereka untuk membayar zakat kepada amil (behaviour). Dengan adanya media masa
mengajarkan kepada manusia untuk melihat dunia lain yang di jadikan pengetahuan
untuk merobah kehidupan kearah yang lebih baik, kehadiran media masa memberikan
pelajaran dan pengalaman terhadap dunia
yang jauh bias terlihat dekat, jarak yang jauh bisa teratasi dengan sebentar.[6]
Dengan media mnusia juga bias mengakses dengan cepat pesan dakwah yang di
sampaikan ustadz-ustadz yang meytampaikan pesan kebenaran.
C. Efek Afektif
Sebuah iklan mode dan konsumtif,
orang akan lebih cepat tertari dan ingin
membeli, kecenderungan adalah perubahan sikap yang di sebabkan pesan media
masa. Seorang peneliti, Joseph Klapper
mengungkapkan mengapa para peneliti tidak berhadil menemukan perubahan sikap
yang berarti sebagai pengaruh media masa. Di duaga media masa sebenarnya
efektif dalam mengubah sikap, tetapi alat ukur kita gagal untuk mendeteksi
kegagalan tersebut.[7]
Munculnya media masa akan menyebabkan perubahan sikap pada individu terhadap
segala hal. Bahkan berhasil menggerakan prilaku manusia mengikuti trend zaman
atau arus globalisasi yang disebar luas melalui media masa.
Apa yang sering di
muat di dalam surat
kabar atau televisi tentang tindakan kekerasan , kriminalitas, dan pelanggaran
asusila yang melibat kan
banyaknya kaum remaja dan anak-anak. Tidak dapat di pisahkan dari media masa
itu. Dan ada jga yang dapat menambah sikap manusia kearah yang lebih baik, yang tadinya orang selalu salah dalam
sikap dan tindakan, akan berubah setelah dia membaca, mempelajari dan
menyaksiakan pesan baik yang di sampaikan media masa. Tontonan televisi akan
lebih cendrung merubah prilaku manusia ,karma 83%sikap manusia di pengaruhi
oleh apa yang di lihatnya.[8]
D. Efek Behavior
Pada waktu kita membicarakan
efek kehadiran media masa, secara sepintas kita juga telah menyebutkan efek
behavior seperti pengalihan kegiatan dan penjadwalam kerja sehari-hari. Di situ
kita lihat efek media masa semata-mata hanya sebagai benda fisik. Di sini, kita
juga meneliti efek pesan media masa pada prilaku khalayak.
Perubahan prilaku
manusia 83% di pengaruhi oleh apa yang di lihatnya ,11% di pengaruhi oleh apa
yang di dengarnya, dan 6% di sebabkan berbagai stimulus yang dating dan yang di
terimanya.dalam persfektif ini dapat di bayangkan bagai mana peranan televisi dalam perkembangan
prilaku individu ataupun masyarakat, terutama para remaja dan anak-anak, jika
pemerintah dam orang tua tidak menanamkan nilai dasar filterisasi ke dalam jiwa
generasi muda dalam menghadapi siaran televisi asina yang cenderung merusak
moral, da etika ,maka dapat di prediksikan beberapa tahun kedepan bagai mana
pribadi geneerasi muda sebagai penerus bangsa Indonesia. Di smping itu juga
makin maraknya alat elektronik yang berupa HP yang dari waktu kewaktu mengalami
perubahan dan pertukaran mode,tak jarang kadang sms membuat kadang terjerumus
ke tindakan amoral.[9]
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kehadiran media masa memberi
nilai mamfaat kepada manusia, memberi pengetahuan kepada manusia secera
langsung dan cepat, memudahka urusan yang tadinya jauh menjadi dekat dan
terjangkau. Di samping itu media masa dapat merubah prilaku, cara pandang hidup, sikap manusia,
kebiasaan dan status social yang semuanya itu tergantung pada penerimaan
manusia terhadap baik atau tidak baiknya pesan yang di sampaikan oleh media masa. Kehadiran media bangsa juga
memajukan bamgsa yang tadinya butuh informasi,jika pesan yang di sampaikan
media masa itu berupa pengetahuan dan yang bersifat mendidik maka pesan
psikologi dakwahnyakan berguna untuk merubah generasi muda untuk kedepannya.
2. Saran
Setiap media masa yang ada
dapat memberikan mamfaat baik dan mamfaat yang tidak baik kepada kita, kita
sebagai orang penerima pesan , kitalah yang memberi nilai pada pesan itu yang
tadinya pesan itu belum bernilai, jika itu baik maka akan memperbaiki kita dan
jika itu buruk maka jadikanlah itu pengetahuan tentang hal buruk yang tidak boleh di ikuti,dan di laksanakan.
[1] Ahmad Mubarok,Psikologi
Dakwah,(Jakarta,Pustaka Pirdaus,1999) hlm 155
[2] Jaluddin Rkahmat,Psikologi
Komunikkasi,(Bandung,PT
Remaja Rosdakarya,2003) hlm 217
[3] Ahmad Mubarok, op.cit, hlm 156
[4] Ahmad Mubarok, log.cit, hlm
156-157
[5] Jalaluddin Rahmat, op .cit, hlm 223
[6] Ahmad Mubarok, op . cit, hlm 158
[7] Jalaluddin Rshmat, op .cit, hlm 232
[8] Ahmad M ubarok, op. cit, hlm 156
[9] Ginda dan kawan-kawan,Dinamaika
Psikologi Dakwah,(Pekanbaru, Yyasan Pusaka Riau,2008), hlm 69
Tidak ada komentar:
Posting Komentar