PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PENGERTIAN
DASAR
Hasil lesson
learned saya sebagai pendamping/fasiliator dan motivator pemberdayaan
masyarakat lebih dari 20 tahun menangkap satu pengertian bahwa pemberdayaan
masyarakat adalah suatu proses social menambah daya kemampuan masyarakat dalam
meningkatkan kualitas kehidupannya sesuai dengan dinamika lingkungannya. Daya
kemampuan masyarakat berbeda beda dan mempunyai spesifikasi sendiri pada setiap
komunitas. Setiap komuitas mempunyai modal social, sumberdaya manusia dan
sumberdaya alam, beban, persolan dan tantangan yang berbeda beda. Oleh karena
itu proses percepatan peberdayaan pada setiap masyarakat berbeda beda pula.
LANDASAN
BERPIKIR
Otology; dalam ranah teori ilmu ilmu social
inti fakta social pemberdayaan masyarakat masuk pada ranah non-realis atau bisa
disebut nomotetis. Dinama fakta social pemberdayaan masyarakat adalah merupakan
pikiran manusia. Fakta social pemberdayaan ada pada pikiran manusia. Dengan
demikian ada berbagai pemahaman fakta social pemberdayaan masyarakat dari
berbagai pikiran orang.
Epistemology; landasan berpikir atau landasan
keilmuan pemberdayaan masyarakat lebih berada pada landasan keilmuan non
positivis. Dimana fakata social pemberdayaan masyarakat tidak berlandaskan pada
keilmuan “obyektivitas” atau ilmu alam. Fakta pemberdayaan masyarakat sulit
untuk digeneralisasi seperti ilmu ilmu alam. Misalnya fakta berdayanya
masyarakat desa tertentu akan berbeda dengan desa lain.
Methodology; methodology untuk memahami fakta
social pemberdyaan masyarakat lebih tepat menggunakan description dan
kualitatif dari pada menggunakan statisitik atau kuantitatip. Karena fakta
social pemberdayaan masyarakat lebih bersifat subyektip yang berhubungan dengan
sikap dan karakter manusia.
PROSES YANG
MENGGANGGU PEMBEDAYAAN MASYARAKAT
Instan; Lihatlah proses kepompong yang akan
melahirkan kupu kupu. Dia terlihat sangat berjuang keras, susah, sulit dan
berproses lama. Jangan sekali kali kita iba dengan proses itu, sebab kalau kita
iba bisa tangan kita membantu menggunting ujung kepompong tersebut. Memang
ketika ujung kepompong itu kita gunting, akan sangat mudah kupu kupu itu
keluar. Namun keluarnya kupu kupu dengan intervensi gunting, akan mengakibatkan
kupu kupu itu tidak akan bisa terbang sepanjang hidupnya. Proses pemberdayaan
masyarakat juga seperti itu analoginya. Lihat saja ketika warga mamu membangun
balai desa bisa saja terjadi sangat sulit dan sangat lambat, namun kalau kita
langsung memberi bantuan membangunkan balai desa tersebut, bisa jadi
selamananya desa tersebut tidak akan pernah mampu mebuat balai desa sendiri.
Kalupun rusak, mereka akan lebih suka mencari bantuan lagi dari pada
membangunnya secara mandiri.
Pragmatis; Ingat ada ceritera seekor monyet
baik hati akan menolong ikan yang akan terkena banjir. Monyet membayangkan
bahwa banjir itu sangat berbahaya dan bisa membawa korban. Maka ketika monyet
yang sedang di atas pohon melihat air banjir yang sedang datang, maka dengan
tergesa gesa dia ingin menyelamatkan ikan yang ada dipinggir sungai, dan dengan
penuh kasih saying ikan itu diambil dan dibawa ke atas pohon agar tidak terkena
air banjir. Apa akibatnya? Justru ikan yang ditolong akhirnya mati di atas
pohon. Monyet tidak menyadari bahwa ikan tidak seperti monyet yang bisa mati
akibat banjir. Proses pemberdayaan masyarakat juga hampir sama dengan analogi
tersebut, hal ini bisa dilihat banyak barbagai bantuan yang diberikan kepada
masyarakat dengan niat baik, namun akibatnya justru membawa kerugian atau
penderitaan bagi masyarakat itu sendiri. Contoh riilnya bisa dilihat pada
berbgai project bantuan baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun organisasi
non pemerintah.
Hedonism; Apa yang terjadi bila seorang anak
kecil tidak diberi kesempatan untuk kehujanan, untuk kepanasan, untuk
kelelahan? Bisa jadi akibatnya ketika anak tersebut terkena hujan, terkena
teriknya matahari dan kelelahan sedikit akan jatuh sakit. Karena anak tersebut
terlalu dibimbing untuk memanjakan dirinya. Pemberdayaan masyarakat mempunyai
analogi bahwa masyarakat yang terlalu suka memmanjakan diri akan justru menjadi
rentan tidak berdaya. Masyarakat yang berdaya adalah masyarakat yang mampu
menghadapi berbagai dinamika dan perubahan social.
Konsumtip; Proses penambahan daya merupakan
proses akumulasi modal kehidupan, akumulasi modal kehidupan masyarakat akan
sulir terwujud apabila dilakukan pada masyarakat yang konsumptip. Karena hampir
semua hasil nilai tambah kerja dan usahanya akan terserap habis oleh para
pedagang. Kebutuhan dan keinginan hidup masyarakat konsumtip akan dikontruksi oleh
iklan dan promosi bukan keluar dari program kehidupan masyarakat itu sendiri.
TEKNIK
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
ILUATRASI
Teknik dan
strategi Pemberdayaan masyarakat tidak bisa dilakukan secara artifisial namun
diperlukan satu proses pembelajaran tahap demi tahap yang membutuhkan waktu dan
ketekunan.
Contoh 1;
Kalau akan menambah daya kecerdasan masyarakat, tidak bisa hanya memberi
pelatihan, training atau disekolahkan. Namun perlu ada proses memberi
kesempatan warga untuk menghadapi berbagai kesulitan. Semakin sering warga
mampu mengatasi kesulitan makan akan meingkat kecerdayasannya.
Contoh 2;
Kalau akan menambah daya kekuatan masyarakat, tidak bisa hanya diberi bantuan
dan dukungan saja. Namun perlu ada proses memberi kesempatan warga untuk
menambah beban. Semakin sering warga mampu menanggung tambahan beban makan akan
menambah daya kekuatan warga itu sendiri.
Contoh 3;
Kalau akan menambah daya masyarakat untuk menghadapi masa depannya, bukan
langsung diajak untuk membuat perencanaan program. Namun dampingilah dulu
mereka untuk merindukan kondisi tertentu di masa yang akan datang. Atinya
kembangkan dulu visioning masyarakat sampai pada tahap kerinduan. Kalau
masyarakat sudah merindukan sekali akan gambaran kondisi yang masa depannya,
mereka akan menggerakan diri untuk merencanakan berbagai hal untuk mewujudkan
kondisi tersebut.
PENDIDIKAN
WARGA
Program
utama untuk pmberdyaan masyarakat adalah program pendidikan warga. Komposisi
pendidikan warga untuk pmberdayaan masyarakat adalah 70% untuk pengembangan karakter,
penjiwaan dan sikap, 20% untuk ketrampilan dan pengembangan teknologi dan 10%
adalah untuk pengetahuan.
Materi
pendikkan warga yang menjadi pokok bahasannya utama adalah soft value /
idiologis, soft skill, soft knowledge, soft technology. Sedangkan pokok bahasan
pendukung adalah nick premiership, kecerdasan emosional, kecerdasan intelktual
dan kecerdasan spiritual.
PENYEDIAAN
FASUM
Program
pendukung pemberdayaan masyarakat adalah mempermudah warga dalam mengakses
terhadap sarana transportasi, komunikasi/informasi, listrik / enegy, pasar,
permodalan, pendidikan, air bersih, dan kesehatan.
PERLINDUNGAN
Pemberdayaan
masyarakat akan sia sia kalau tidak ada kebijakan public yang benar benar
melindungi warga dari ancaman pasar bebas, ekonomi rente, keliaran
industrialisasi dan pelestarian lingkungan, kestabilan harga pangan dan harga
energy serta keamanan secara umum.
ADVOKASI
Salah satu
indicator masyarakat yang berdaya adalah masyarakat yang mampu mempertahankan
dan membela hak hak dasarnya sebagai warga Negara dan warga duni (HAM). Maka
dari itu program advokasi khususnya yang non litigasi sangat diperlukan untuk
pendukung program pemberdayaan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar